Jakarta (ANTARA Bengkulu) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mendongeng untuk anak-anak yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak (TK) mengenai pendidikan antikorupsi.

"Jadi anak-anak, oom Abraham ingin cerita mengenai Bimo yang bermain di sungai, ia ingin menangkap ikan tapi aliran sungai deras tapi tidak membawa jaring, jadi bisa tidak menangkap ikan dengan  tangan?," kata Abraham kepada 18 anak TK Pembina Nasional dalam rangkaian acara Bookfair 2012 di Jakarta, Senin.

Menanggapi pertanyaan tersebut, sejumlah anak menggelengkan kepala dan berkata "tidak".

"Jadi memang kalau mau menangkap ikan di sungai harus dengan persiapan, kalau tidak berarti tidak pandai," ungkap Abraham ketika membacakan dongeng berjudul "Bimo Hati-Hati" dari buku "Tunas Integritas" yang diterbitkan KPK.

Maksud dari cerita tersebut adalah dalam upaya penangkapan koruptor pun perlu ada strategi yang matang.

Seusai membacakan dongeng, Abraham mengatakan bahwa anak-anak harus sejak awal ditanamkan budaya kejujuran, kesederhanaan, berbagi dan empati.

Ia pun mengaku perlu ada pendekatan khusus dalam menyampaikan cerita kepada anak-anak.

"Lumayan tegang, memang perlu pendekatan khusus karena kadang-kadang kita lupa bahasa yang dipakai terlalu berat, tadi saja saya sering memakai bahasa yang kurang dimengerti anak-anak," jelas Abraham.

Sebelumnya KPK telah melatih 35 guru TK dan pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi pada program "Tunas Integritas" agar dapat turut serta dalam upaya pemberantasan korupsi melalu pendidikan antikorupsi.

Pada pelatihan berbentuk 'workshop' selama dua hari ini, para guru dilatih melalui kegiatan yang disukai anak didik, misalnya mendongeng, puisi, permainan ular tangga, atau drama musikal dan cara menulis cerita anak. (ant)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012