Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Kapal mesin berbahan kayu yang membawa 17 orang imigran asal Sri Lanka terdampar di daratan Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Kamis.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu, Hasanudin mengatakan para imigran yang terdampar di Pulau Enggano itu sudah diamankan oleh Anggota TNI Angkatan Laut yang bertugas di pos Pulau Enggano.
"Kapal mereka terdampar di sekitar Pelabuhan Kahyapu Pulau Enggano karena kerusakan mesin, lalu berusaha mencari bantuan kepada warga di sana, karena tidak mengerti bahasanya, warga melapor ke pos Angkatan Laut," kata Hasanudin kepada wartawan di Bengkulu, Kamis.
Para imigran tersebut ditangkap pada Rabu (21/11) dan lima orang di antaranya sudah berada di Bengkulu.
Sementara, sejumlah 12 orang lainnya masih berada di pos Angkatan Laut (AL) Pulau Enggano menunggu pemberangkatan pada Sabtu (24/11) menggunakan kapal perintis.
"Mereka tiba di Bengkulu tadi pagi (22/11) langsung dibawa ke Lanal Bengkulu untuk dimintai keterangan lalu diserahkan kepada Kantor Imigrasi," tambahnya.
Hasil pemeriksaan sementara kata dia, lima orang imigran yang dibawa ke Bengkulu tersebut mengaku bahwa sebagian dari mereka memiliki paspor.
Pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan setelah 12 orang imigran lainya tiba di Kota Bengkulu pada Minggu (25/11).
Hasanudin mengatakan dari keterangan para imigran tersebut, mereka berniat menuju Pulau Christmas, Australia.
Lima orang imigran yang sudah ditahan di Kantor Imigrasi Bengkulu yakni atas nama Sandanam Ranjith Kumar (32), Mandharan (30), Sivessamy Nagunthemsam (37), Muru Kaiya Sangrevan (18) dan Pathmanathan Pmath (28).
"Kami sudah berkoordinasi dengan Jakarta yang akan melaporkan ini ke badan PBB yang mengurus pengungsi," papar Hasanudin.
Prosedur penanganan para pengungsi, menurut dia juga akan melibatkan organisasi internasional "International Organization for Migration" (IOM).
Namun, selama proses tersebut berlangsung, para imigran tersebut akan ditempatkan di Kantor Imigrasi Bengkulu.
Sementara Sivessamy Nagunthemsam yang menjadi nahkoda kapal pembawa imigran gelap tersebut mengatakan mereka berniat menuju Pulau Christmas, Australia, untuk mendapat pekerjaan yang lebih layak.
"Kami kesulitan ekonomi di Sri Lanka sehingga berniat ke Pulau Christmas, Australia, untuk kehidupan yang lebih baik," ucapnya.
Ayah tiga putra yang berprofesi sebagai nelayan di Sri Lanka bagian Timur itu mengatakan kehidupan yang lebih baik dapat mereka peroleh di negara Australia.
Jika dapat memilih kata dia, mereka ingin tetap berangkat ke Australia, tapi jika tidak memenuhi persyaratan agar dipulangkan ke negara asalnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bengkulu, Hasanudin mengatakan para imigran yang terdampar di Pulau Enggano itu sudah diamankan oleh Anggota TNI Angkatan Laut yang bertugas di pos Pulau Enggano.
"Kapal mereka terdampar di sekitar Pelabuhan Kahyapu Pulau Enggano karena kerusakan mesin, lalu berusaha mencari bantuan kepada warga di sana, karena tidak mengerti bahasanya, warga melapor ke pos Angkatan Laut," kata Hasanudin kepada wartawan di Bengkulu, Kamis.
Para imigran tersebut ditangkap pada Rabu (21/11) dan lima orang di antaranya sudah berada di Bengkulu.
Sementara, sejumlah 12 orang lainnya masih berada di pos Angkatan Laut (AL) Pulau Enggano menunggu pemberangkatan pada Sabtu (24/11) menggunakan kapal perintis.
"Mereka tiba di Bengkulu tadi pagi (22/11) langsung dibawa ke Lanal Bengkulu untuk dimintai keterangan lalu diserahkan kepada Kantor Imigrasi," tambahnya.
Hasil pemeriksaan sementara kata dia, lima orang imigran yang dibawa ke Bengkulu tersebut mengaku bahwa sebagian dari mereka memiliki paspor.
Pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan setelah 12 orang imigran lainya tiba di Kota Bengkulu pada Minggu (25/11).
Hasanudin mengatakan dari keterangan para imigran tersebut, mereka berniat menuju Pulau Christmas, Australia.
Lima orang imigran yang sudah ditahan di Kantor Imigrasi Bengkulu yakni atas nama Sandanam Ranjith Kumar (32), Mandharan (30), Sivessamy Nagunthemsam (37), Muru Kaiya Sangrevan (18) dan Pathmanathan Pmath (28).
"Kami sudah berkoordinasi dengan Jakarta yang akan melaporkan ini ke badan PBB yang mengurus pengungsi," papar Hasanudin.
Prosedur penanganan para pengungsi, menurut dia juga akan melibatkan organisasi internasional "International Organization for Migration" (IOM).
Namun, selama proses tersebut berlangsung, para imigran tersebut akan ditempatkan di Kantor Imigrasi Bengkulu.
Sementara Sivessamy Nagunthemsam yang menjadi nahkoda kapal pembawa imigran gelap tersebut mengatakan mereka berniat menuju Pulau Christmas, Australia, untuk mendapat pekerjaan yang lebih layak.
"Kami kesulitan ekonomi di Sri Lanka sehingga berniat ke Pulau Christmas, Australia, untuk kehidupan yang lebih baik," ucapnya.
Ayah tiga putra yang berprofesi sebagai nelayan di Sri Lanka bagian Timur itu mengatakan kehidupan yang lebih baik dapat mereka peroleh di negara Australia.
Jika dapat memilih kata dia, mereka ingin tetap berangkat ke Australia, tapi jika tidak memenuhi persyaratan agar dipulangkan ke negara asalnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012