Aliran sungai Cikeas sepanjang 120 meter di dekat polder air Bendung Koja, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat tertutup 1.200 kubik sampah bambu sejak Kamis (10/10) kemarin.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan sampah tersebut terbawa arus ketika debit air Sungai Cikeas meningkat sejak semalam akibat wilayah hulu diguyur hujan deras.

"Asal ada kenaikan air di Sungai Cikeas hampir 200 centimeter selalu membawa material sampah bambu," kata Puarman, Jumat.

Menurut dia hulu Sungai Cikeas berada di Bukit Pelangi dan Gunung Gelis, Kabupaten Bogor. Sepanjang bantaran sungai terdapat banyak hutan bambu.

Hasil penelurusan pihaknya menyebut sampah berasal dari Bogor 50 persen, Depok 25 persen, serta Kota Bekasi 25 persen.

"Jadi tiga wilayah ini harus turun tangan untuk menangani masalah ini soalnya ini berulang terus, satu tahun bisa empat sampai lima kali," kata dia.

Puarman mengatakan untuk mengangkat sampah bambu dari Sungai Cikeas bisa memakan waktu selama dua pekan sebab volume sampah sekarang lebih banyak dari biasanya yang hanya berkisar 500 kubik.

"Kalau selama ini penumpukannya lebih kurang 500 kubik, itu butuh waktu lebih kurang seminggu. Tapi kalau ini mungkin sekitar dua minggu diangkat secara manual. Tapi kita lagi mengusahakan menurunkan alat berat," katanya.

Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi karena kalau tidak segera diatasi akan berpotensi mengakibatkan banjir di sekitar aliran Sungai Cikeas.

Dia menyebut sampah bambu bisa menyebabkan banjir bandang sebab celah dari bambu-bambu yang menumpuk terisi dengan sampah rumah tangga sehingga jika debit sungai naik maka menjadi ancaman karena air secara otomatis terbendung oleh tumpukan sampah tersebut.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019