Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia Prihasto Setyanto mengatakan bahwa sagu bisa menjadi pangan alternatif saat menghadapi perubahan iklim.

"Sagu ini adalah sumber karbohidrat pengganti beras dan ini potensinya luar biasa karena sagu ini dapat bertahan terhadap perubahan iklim," kata Prihasto, di Kendari, Sabtu.

Menurut Prihasto, sagu merupakan sumber karbohidrat yang potensinya besar dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

"Sagu salah satu sumber karbohidrat yang potensinya di Indonesia luar biasa begitu besar. Ada di Papua, di Sulawesi, di Kalimantan dan di Sumatera. Ini adalah sumber karbohidrat pengganti beras," jelasnya.

Selain itu, Prihasto mengungkapkan bahwa sagu salah satu tanaman pangan yang dapat tumbuh di berbagai tempat, mulai di daerah rawa, hingga tanah kering, tanaman itu dapat tumbuh dengan subur.

"Nanti dari badan Litbang Pertanian Kementan akan menampilkan berbagi macam produk olahan sagu di HPS, serta teknologi yang digunakan untuk pengolahan sagu akan ditampilkan, dan mudah-mudahan ada pelaku usaha, pelaku industri untuk tertarik mengembangkan usaha sagu," ujarnya.

Untuk diketahui, lokasi perayaan HPS di Sulawesi Tenggara akan dilaksanakan di dua tempat, yakni di Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan dan di pusat Kota Kendari, yakni di kawasan MTQ Kendari.

"Di Angata untuk areal kunjungan lapangan Presiden termasuk gelar teknologi untuk panen kakao itu di sini, tapi untuk pameran kita fokuskan di Kota Kendari, sementara untuk di Kabupaten Konawe Utara hanya sebagai untuk kunjungan diplomatik tour pengelolohan sagu," jelasnya.

Ia menghimbau agar masyarakat hadir di perayaan HPS nanti, terutama masyarakat Sultra. Bukan hanya di Konsel, namun masyarakat juga patut hadir di pameran pangan yang akan dihadiri 34 provinsi yang akan dilaksanakan di Kendari pada 2-5 November 2019.


 

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019