Padang (ANTARA Bengkulu) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Padang berencana mengembangkan objek wisata konservasi penyu di salah satu pantai di daerah itu.

Kepala Dibudpar Padang Edi Hasymi di Padang, Selasa, mengatakan, rencana pengembangan objek wisata konservasi penyu itu digulirkan DKP Padang guna menggencarkan konsep wisata bahari di kawasan pantai di Kota Padang.

"Disbudpar sangat mendukung rencana tersebut dengan membuka akses objek wisata Pantai Air Manis untuk dikembangkan menjadi wisata konservasi penyu," katanya.

Dari pembicaraan dengan DKP Padang, lanjut Edi, konservasi penyu di Pantai Air Manis tidak hanya untuk pengembangbiakan populasi penyu, namun juga sebagai daya tarik bagi wisatawan yang datang.  

Menurut dia, pengembangan wisata konservasi penyu di Pantai Air Manis cukup potensial meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke kawasan itu.

Selain itu, daya tarik Batu Malin Kundang akan menjadikan kawasan wisata Pantai Air Manis semakin menarik.

Sementara itu, Kepala DKP Padang Eyviet Nazwar mengatakan, konsep wisata konservasi penyu itu cukup sederhana sebagaimana kebanyakan wisata bahari lainnya.

"Pengunjung Pantai Air Manis akan diberikan kesempatan untuk melepas tukik hasil penangkaran dan dikenakan iuran tertentu sebagai kontribusi wisatawan untuk pelestarian penyu," katanya.

Ia mencontohkan, satu tukik yang dilepas pengunjung dikenakan iuran sekitar Rp5 ribu dan wisatawan akan diberi sertifikat penghargaan karena telah berkontribusi dalam pelestarian penyu.  
        
Selain menunjang sektor pariwisata di Padang, wisata konservasi penyu juga diharapkan dapat menjaga populasi penyu di perairan laut Kota Padang.

Terkait aktivitas perdagangan telur penyu di Pantai Padang, ia mengaku tidak dapat berbuat banyak.

"Pedagang banyak beralasan soal ekonomi keluarga. Selain itu mereka menyebutkan kalau telur penyu yang dijual bukan berasal dari teritorial laut Kota Padang," katanya.

Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut dia, pihaknya hanya mengimbau pedagang untuk mengurangi aktivitas jual beli telur penyu.

"Polemiknya adalah soal ekonomi keluarga pedagang, sementara Pemkot Padang belum memiliki alternatif bagi persoalan itu," katanya.    (T.KR-AH/R014)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012