Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko Syahrizal mengatakan bahwa kabut yang meliputi sebagian wilayah Mukomuko terjadi akibat pendinginan radiasi, bukan kebakaran lahan gambut, menurut hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Fatmawati Sukarno Bengkulu. 

“Kabut yang terjadi pada Jumat pagi di daerah ini bukan kabut asap yang berasal dari kebakaran lahan gambut tetapi kabut yang disebabkan oleh pendinginan radiasi. Kondisi ini sama dengan kabut yang terjadi tanggal 24 Oktober 2019 di Bengkulu,” kata Syahrizal didampingi Supervisor Pusdalop Hitatun A Razak di Mukomuko, Jumat.

Ia mengatakan, kabut itu tidak akan berlangsung lama, kemungkinan akan hilang begitu matahari mulai terbit.

Kabut yang meliputi sebagian daerah yang berada sekitar 275 kilometer sebelah utara Kota Bengkulu itu, menurut dia, tidak membahayakan kesehatan warga.

“Kabut ini hanya mengganggu pengguna kendaraan bermotor di jalan raya di daerah ini karena kabut ini membuat jarak pandang pengendara sepeda motor dan mobil menjadi pendek,” ujarnya.

Warga Desa Ujung Padang, Suwarni, mengatakan kabut yang menyelimuti daerahnya pagi ini cukup pekat. "Sebelumnya tidak ada kabut asap," katanya.

Dia menunda membuka semua pintu dan jendela rumah pada pagi hari ini agar kabut tidak masuk ke dalam rumahnya.

 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019