Medan (ANTARA Bnegkulu) - Perbaruan kurikulum untuk SD hingga SMA yang rencananya mulai diterapkan pada 2013 dinilai lebih terfokus pada pembinaan karakter, dan diharapkan menghasilkan lulusan unggul dan berbudi luhur.

Kepala Dinas Pendidikan Sumatra Utara Syaiful Syafri  di Medan Senin mengatakan perubahan kurikulum diharapkan memberi peluang bagi pembentukan karakter para peserta didik mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas sederajat.

"Dengan adanya rencana perubahan kurikulum yang dimulai Juni 2013 merupakan langkah tepat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan pembenahan di bidang pendidikan," katanya.

Untuk perubahan kurikulum itu, kata dia, Kemendikbud telah melakukan uji publik Kurikulum 2013 pada Kamis (29/11) di Jakarta yang dihadiri seluruh seluruh kepala dinas pendidikan dan Komisi X DPR RI serta tokoh-tokoh pendidikan.

Uji publik tersebut untuk memperoleh masukan dan itu perlu diuji dan dievaluasi serta disempurnakan. Kurikulum itu lahir dari dampak pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jadi Kemendikbud berkeinginan dengan masuknya teknologi dan informasi, ke depan dibutuhkan pula pemikiran-pemikiran baru untuk kemajuan peserta didik.

"Karena itu mata pelajaran  seperti PPKn diintegrasikan dengan sikap dan karakter bangsa. Sedangkan mata pelajaran lainnya untuk di Sumut dijadikan  sebagai muatan lokal," katanya.

Menurut dia, kurikulum harus disesuaikan  dengan perubahan zaman, sebab Indonesia ingin melahirkan sumber daya manusia bermartabat, berbudaya, dan memiliki karakter.

Perubahan kurikulum tersebut diharapkan juga dapat memberikan porsi waktu yang lebih besar bagi siswa untuk memaksimalkan kemampuan psikomotorik dan afektif.

Di Sumut, sosialisasi uji publik Kurikulum 2013 akan dilaksanakan pada Sabtu (8/12) di Aula Disdik Sumut dengan mengundang para Kadis Pendidikan Kabupaten dan Kota serta tokoh pendidikan dan para tim pengembangan kurikulum.

Pada pertemuan tersebut dibahas akan membahas dan mendiskusikan kurikulum yang  sudah dirumuskan oleh tim pengembangan kurikulum tingkat pusat dan bagaimana tanggapan di Sumut.

"Tentu kita akan menyarankan kepada tim pengembangan kurikulum agar nantinya muatan lokal (mulok) seperti kewirausahaan akan menjadi satu mata pelajaran di Sumut," katanya.

        
   Uji Publik
Tim Pengembang Kurikulum Dinas Pendidikan Sumatra Utara menerima masukan dari 150 peserta dalam Uji Publik Kurikulum 2013 yang diikuti berbagai kalangan.

Menurut Syaiful Syafri untuk memperoleh masukan dalam uji publik Tim Pengembang Kurikulum 2013 masih terus bekerja dan dijadwalkan selesai pada 23 Desember 2012.

Peserta uji publik itu sendiri diantaranya anggota DPRD Sumut, kalangan perguruan tinggi, pakar pendidikan, pemerhati pendidikan dan para Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota serta kepala SD, SMP dan SMA sederajat.    

"Kita terus melakukan uji publik. Kita menerima masukan dari para peserta untuk selanjutnya akan disampaikan kepada Tim Pengembang Kurikulum di tingkat pusat," katanya.

Ia mengatakan, dari hasil pertemuan yang dilaksanakan pada Jumat (7/12) lalu diperoleh masukan dari peserta yang antara lain menyatakan mendukung dijalankannya kurikulum baru itu.

Namun mereka mempertanyakan kesiapan pihak sekolah termasuk para guru, sebab pelaksanaannya tinggal enam bulan lagi yakni pada tahun ajaran baru.

"Mau tidak mau tentunya guru harus siapa menerapkan kurikulum baru itu. Apalagi ini memang untuk kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan kita," katanya.

    
   Pembelajaran lebih Komprehensif
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan M Rajab Lubis di Medan, Kamis, mengatakan, mata pelajaran dalam kurikulum 2013 akan diberikan dengan lebih baik. Ciri khas yang menonjol dalam kurikulum baru yakni pembelajaran akan diberikan secara komprehensif.

"Mirip seperti tematik, namun ini banyak membuat anak-anak belajar lebih menyenangkan. Pelajaran dibuat dengan menggunakan metode aktif 'learning', atau jika dulu disebut CBSA (cara belajar siswa aktif). Namun inti dari semua itu targetnya adalah pembentukan karakter siswa," katanya.

Selain itu, materi ajar tentang etika juga lebih ditonjolkan, mulai dari pelajaran sekolah dasar hingga perguruan tinggi harus ada pembelajaran etika ini. Metode pembelajaran akan dibuat oleh tim teaching, seperti metode penggabungan matematika dan fisika.

"Akhirnya akan ada evaluasi untuk semua komponen ini, sehingga pembelajaran yang diterapkan harus aplikatif karena ada kompetensi yang dituntut dalam kurikulum ini nantinya," katanya.

Rajab melanjutkan, untuk mengikuti kurikulum 2013 ini para guru dan tenaga pendidik di Kota Medan dinilai siap dan cukup mampu untuk melaksanakannya, dan untuk itu para guru juga telah diberikan masukan demi lebih memahami materi ajar.

Sebab yang dituntut hanya kualitas model pembelajaran agar lebih aktif dan menyenangkan. Dengan metode baru ini, tambah dia pemerintah mengharapkan siswa dapat lulus dengan standar kompetensi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

"Hadirnya kurikulum 2013 diharapkan juga dapat meningkatkan kompetensi pendidikan," katanya.

    
    Jangan Jadi Proyek Baru
Meski dinas pendidikan sudah siap menerapkan kurikulum baru tersebut pada tahun 2013, namun sebagian pengamat berharap hal itu tidak menjadi lahan proyek baru bagi oknum-oknum tertentu.

Seperti yang dikatakan Wakil Ketua Dewan Pendidikan kota Medan Joharis Lubis. Ia berharap perubahan kurikulum 2013 tersebut jangan sampai menjadi ajang proyek baru oleh oknum tertentu di instansi pendidikan.

"Kita ingin perubahan kurikulum tidak asal-asalan, dan transparan serta tidak memberatkan masyakarakat nantinya," katanya.

Menurut dia, perubahan kurikulum itu ada terdapat kelemahan, karena tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, sehingga dalam pelaksanaannya dikhawatirkan bisa membingungkan guru dan peserta didik.

"Belum lagi tuntas pelaksanaan KTSP, sebab masih ada beberapa sekolah yang belum melaksanakannya, kini akan diterapkan kurikulum 2013 tanpa ada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya, padahal rencananya kurikulum tersebut mulai diimplementasikan pada tahun ajaran mendatang," katanya.

Joharis juga menyebutkan tentang kelemahan kurikulum lainnya, antara lain tentang pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.

Pengintegrasian itu tidak tepat karena ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda dan tidak bisa disatukan," katanya. (Antara)

Pewarta: Juraidi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012