Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Yenita Saiful mengatakan, saat ini ada 5 kecamatan di Provinsi Bengkulu yang masuk dalam daerah rentan rawan pangan.

Hal ini diketahui berdasarkan peta ketahanan dan kerentanan pangan atau food security and vulnerability atlas (FSVA) tahun 2018-2019 yang dikeluarkan pihak World Food Programme (WFP yang bekerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan Nasional.

Kelima kecamatan itu yakni Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma, Kecamatan Ketahun dan Kecamatan Ulo Kupai, Bengkulu Utara, Kecamatan Air Dikit, Kabupaten Mukomuko dan Kecamatan Bang Haji Kabupaten Bengkulu Tengah. 

"Daerah rentan tanaman pangan ini membuat kita harus tetap waspada. Kalau kita tidak intervensi nanti bisa menjadi rawan pangan. Makanya harus tetap kita jaga biar tidak terjadi," kata Yenita di Bengkulu, Kamis (16/1).

Dijelaskan Yenita, ada beberapa indikator yang dijadikan standar pengukuran daerah rawan pangan ini. Diantaranya, pengukuran persentase penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dan pengukuran persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan lebih dari 65 persen terhadap total pengeluaran.

Indikator lainnya yakni pengukuran persentase rumah tangga tanpa akses listrik, persentase rumah tangga kekurangan air bersih, jumlah tenaga kesehatan dibanding kepadatan penduduk termasuk juga prevalensi balita stunting.

Kata Yenita, persoalan daerah rawan pangan di Bengkulu ini tidak bisa hanya ditangani oleh Dinas Ketahanan Pangan saja, persoalan ini harus disikapi oleh lintas sektoral agar lima kecamatan tersebut tidak menjadi daerah rawan pangan.

Untuk mengantisipasi hal ini, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu mendorong masyarakat setempat memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk ditanami tanaman pangan. Program ini juga menjadi program prioritas pemerintah untuk mengantisipasi daerah yang rentan rawan pangan.

Selain untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga, melalui program ini diharapkan masyarakat di daerah yang rentan rawan pangan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka.

Terkait dengan indikator krisis air bersih serta sarana dan prasarana, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu juga meminta pihak terkait seperti PDAM dan Dinas Pekerjaan Umum untuk membantu menangani persoalan tersebut.

"Kalau untuk air bersih berarti melibatkan PDAM. Jadi semua sektor bergerak. Jika hal ini dilakukan status rentan rawan pangan itu bisa dihindari. Bukan hanya itu, melalui program dinas PU akses jalan menuju wilayah itu perlu diperbaiki. Untuk bidang kesehatan dengan pemenuhan tenaga kesehatan yang selama ini masih belum memadai," kata Yenita.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020