Jembatan gedung leuis di Desa Bungin Tambun III Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu yang putus pada Minggu merupakan spot tongkrongan baru bagi para remaja lokal karena menjadi jalur menuju Air Terjun Sialang Puguk.
Baca juga: 9 korban meninggal akibat jembatan putus di Bengkulu ditemukan
“Baru awal tahun 2020 ini jembatan itu jadi tongkrongan baru karena jadi rute menuju air terjun Sialang Puguk,” kata Nopri Anto, warga Desa Manau IX saat dihubungi dari Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan sebelumnya, jembatan berbahan kayu sepanjang 35 meter itu hanya digunakan untuk rute hilir-mudik warga menuju kebun kopi dan karet serta sawah.
Sejak keberadaan air terjun menjadi “viral” di kalangan warga terutama pemuda setempat, jembatan ini pun mulai dipenuhi para remaja yang akan menuju air terjun.
“Keberadaan air terjun itu baru viral beberapa minggu ini jadi pengunjung memang banyak dan rutenya memang melewati jembatan itu,” ucapnya.
Seorang saksi mata, Aldy Juni Syahputra yang melintas sebelum jembatan itu putus mengatakan sebelum kejadian memang banyak remaja yang bersantai di atas jembatan.
Baca juga: Berikut daftar korban meninggal dan hilang akibat jembatan putus di Kaur
Baca juga: 29 orang jadi korban jembatan putus di Kaur Bengkulu
Aldy bersama lima orang temannya yang lain melintas dari jembatan itu menuju air terjun Sialang Puguk, berjarak sekitar 300 meter dari jembatan.
“Saat pulang dari air terjun dan kami sudah 20 meter lagi menuju jembatan, disitulah kejadian jembatan itu putus. Kami melihat beberapa orang jatuh ke sungai,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kaur Ujang Syafiri mengatakan dugaan kuat jembatan putus akibat kelebihan beban.
“Memang jembatan itu baru direhab tapi kami menduga kelebihan beban menjadi faktor utama,” kata Ujang.
Peristiwa nahas ini mengakibatkan belasan orang jatuh dan terseret arus sungai dan tenggelam di mana sembilan orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan seorang lainnya masih dalam pencarian.
Berikut daftar korban meninggal dunia yang dirilis BPBD Kabupaten Kaur, Emilia binti Minut, warga Desa Manau IX II, Yeni binti Kamharudin, Desa Manau IX II, Pio bin Didi warga Desa Bungin Tambun, Peri Rahman bin Tisri, Desa Pulau Panggung, Migi bin Jon Armada warga Desa Rigangan, Mika binti Sus, Desa Bungin Tambun III, Viki bin Ida, Desa Pulau Panggung, Intan Guspaini binti Indi Irawan warga Desa Bungin Tambun III, Guspal Saputra bin Sarpudin warga Desa Tanjung Ganti.
Sementara satu orang yang masih dalam pencarian tim SAR atas nama Ipan bin Ujang warga Desa Pulau Panggung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Baca juga: 9 korban meninggal akibat jembatan putus di Bengkulu ditemukan
“Baru awal tahun 2020 ini jembatan itu jadi tongkrongan baru karena jadi rute menuju air terjun Sialang Puguk,” kata Nopri Anto, warga Desa Manau IX saat dihubungi dari Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan sebelumnya, jembatan berbahan kayu sepanjang 35 meter itu hanya digunakan untuk rute hilir-mudik warga menuju kebun kopi dan karet serta sawah.
Sejak keberadaan air terjun menjadi “viral” di kalangan warga terutama pemuda setempat, jembatan ini pun mulai dipenuhi para remaja yang akan menuju air terjun.
“Keberadaan air terjun itu baru viral beberapa minggu ini jadi pengunjung memang banyak dan rutenya memang melewati jembatan itu,” ucapnya.
Seorang saksi mata, Aldy Juni Syahputra yang melintas sebelum jembatan itu putus mengatakan sebelum kejadian memang banyak remaja yang bersantai di atas jembatan.
Baca juga: Berikut daftar korban meninggal dan hilang akibat jembatan putus di Kaur
Baca juga: 29 orang jadi korban jembatan putus di Kaur Bengkulu
Aldy bersama lima orang temannya yang lain melintas dari jembatan itu menuju air terjun Sialang Puguk, berjarak sekitar 300 meter dari jembatan.
“Saat pulang dari air terjun dan kami sudah 20 meter lagi menuju jembatan, disitulah kejadian jembatan itu putus. Kami melihat beberapa orang jatuh ke sungai,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kaur Ujang Syafiri mengatakan dugaan kuat jembatan putus akibat kelebihan beban.
“Memang jembatan itu baru direhab tapi kami menduga kelebihan beban menjadi faktor utama,” kata Ujang.
Peristiwa nahas ini mengakibatkan belasan orang jatuh dan terseret arus sungai dan tenggelam di mana sembilan orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan seorang lainnya masih dalam pencarian.
Berikut daftar korban meninggal dunia yang dirilis BPBD Kabupaten Kaur, Emilia binti Minut, warga Desa Manau IX II, Yeni binti Kamharudin, Desa Manau IX II, Pio bin Didi warga Desa Bungin Tambun, Peri Rahman bin Tisri, Desa Pulau Panggung, Migi bin Jon Armada warga Desa Rigangan, Mika binti Sus, Desa Bungin Tambun III, Viki bin Ida, Desa Pulau Panggung, Intan Guspaini binti Indi Irawan warga Desa Bungin Tambun III, Guspal Saputra bin Sarpudin warga Desa Tanjung Ganti.
Sementara satu orang yang masih dalam pencarian tim SAR atas nama Ipan bin Ujang warga Desa Pulau Panggung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020