Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Anjloknya harga komoditas hortikultura membuat nilai tukar petani di Provinsi Bengkulu pada Desember 2012 turun sebesar 0,48 persen.

"Dari angka tersebut, nilai tukar petani pada subsektor tanaman hortikultura menjadi penyumbang tertinggi yakni 1,62 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Djoko Santoso di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan selain subsektor tanaman hortikultura, turunnya Nilai Tukar Petani (NTP) juga diakibatkan turunnya harga komoditas perkebunan yang menyumbang penurunan sebesar 0,92 persen.

Berdasarkan pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Desember 2012, NTP mengalami penurunan sebesar 0,48 persen dibanding November 2012.

Hal tersebut kata dia, disebabkan oleh penurunan indeks harga hasil produksi pertanian yang diterima petani sebesar 0,25 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani berupa barang dan jasa baik untuk dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian naik sebesar 0,23 persen.

Bila NTP Desember 2012 dibandingkan dengan NTP November 2012, hampir semua subsektor mengalami penurunan NTP kecuali subsektor tanaman pangan.

Perubahan NTP pada masing-masing subsektor yakni subsektor hortikultura turun sebesar 1,62 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,92 persen, peternakan 0,46 persen dan perikanan 0,49 persen.

"Sedangkan subsektor tanaman pangan atau padi dan palawija naik sebesar 0,33 persen," katanya.

Menurutnya, NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.

Selain itu NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

"Artinya, semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani, dan sebaliknya," katanya. (ANTARA)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013