Pengerjaan proyek pembangunan rel reketa api sepanjang 168 kilometer yang menghubungkan pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu dan stasiun kereta api Kota Padang, Kabupaten Rejang Lebong ditargetkan selesai dalam 2,5 tahun. Peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunannya akan dilakukan tahun ini.

Kereta api yang nantinya bakal menghubungkan Provinsi Bengkulu dan Provainsi Sumatera Selatan ini dibangun murni dengan dana swasta. Investor asal Korea yakni PT Pasific Global Investment menyiapkan anggaran sekitar Rp11,5 triliun untuk merealisasikan hal ini. Mega proyek ini dikerjakan PT Trans Rentang Nusantara.

Para pihak yang terlibat dalam mega proyek ini pun telah bersepakat. Bahkan, kesepahaman kedua pihak telah dituangkan kedalam MOU yang ditandatangani bersama dan disaksikan langsung Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah di kantornya, Kamis (6/2).

"Kalau groundbreaking-nya kita lakukan tahun ini mungkin sekitar 2,5 tahun lagi sudah selesai," kata Direktur Utama PT Trans Rentang Nusantara, Indrajaya Putra Januar usai penandatanganan MOU. "Intinya kita mau sama-sama mempercepat proses pembangunan rel kereta ini," sambung Januar.

Ada sekitar 10 orang warga Korea yang merupakan petinggi Pasifik Group ikut menyaksikan penandatanganan MOU ini. Sedangkan Gubernur Bengkulu didampingi Asisten 1 Setda Pemprov Bengkulu, para kepala dinas dan General Manajer PT Pelindo II Cabang Bengkulu.

Ibarat dua sisi mata uang, kereta api yang menjadi moda transportasi baru bagi daerah yang belum lama ini dijuluki Bumi Merah-putih ini diyakini akan membuka keterisolasian Bengkulu yang secara geografis dihimpit Taman Nasional Bukit Barisan dan berhadapan dengan samudera hindia.

Selain itu, kereta api ini juga diharapkan akan melancarkan arus keluar-masuk logistik, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberikan pengaruh positif pada kesejahteraan masyarakat. Apalagi kereta api ini akan terhubung langsung dengan pelabuhan Pulau Baai. Keduanya menguntungkan Provinsi Bengkulu.

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mencontohkan, penyaluran Bahan Bakar Minyak ke sejumlah daerah di Pulau Sumatera seperti Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang, Kota Lubuk Linggau dan Kabupaten Sarolangun selama ini melalui selat sunda. "Kalau ini bisa lewat Bengkulu tentu akan lebih efisien," kata Rohidin.

Belum lagi hasil sumber daya alam yang jumlahnya bisa mencapai jutaan ton per tahun, seperti batubara dan gas yang banyak terdapat di kawasan tengah Pulau Sumatera diangkut keluar melalui jalur darat. Tentu hal ini memerlukan cost atau biaya yang lebih besar. Akan lebih hemat jika diangkut via laut melalui pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.

"Seperti Linggau dan Lahat itu kalau ke Selat Sunda bisa 12 jam lebih, sedangkan ke Bengkulu hanya 3 jam. Tentu akan sangat efisien," jelas Rohidin. Dalam proyek ini, kata Rohidin, Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak akan banyak terlibat. Pemprov Bengkulu menyerahkan sepenuhnya kepada kontraktor dan investor. "Saya hanya mendatangkan investor," sambung Rohidin.


Melewati hutan lindung

Untuk sampai ke stasiun Kota Padang, Rejang Lebong, pembangunan rel kereta api dari pelabuhan Pulau Baai ini akan melewati 4 daerah di Provinsi Bengkulu diantaranya Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong. 

Sebagian lahan yang dilalui pembangunan rel kereta api sepanjang 168 kilometer ini  akan melewati kawasan hutan lindung. Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini diketahui tengah menggeber proses izin kawasan hutan lindung yang dilintasi rel kereta api ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

"Izinnya pinjam pakai, tapi kita optimis bisa cepat dikeluarkan," kata Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Bengkulu, Taufik Adun. Selain itu, rel kereta api ini juga melintasi kawasan hutan produksi dan lahan milik masayarakat.

Selain pengurusan izin kawasan hutan lindung ke KLHK, Pemprov Bengkulu kata Taufik, juga mempercepat proses perizinan lainnya salah satunya adalah analisa dampak lingkungan atau Amdal. "Semua izinnya kita percepat, sehingga bisa cepat dilakukan pembangunan," jelas Taufik. 

Sedangkan untuk lahan masyarakat yang terkena imbas pembangunan re kereta api akan tetap dibayar ganti-rugi. Pembayaran lahan warga ini menggunakan Anggaran Dendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pembangunan rel kereta api ini juga dibarengi dengan pembangunan stasiun penumpang. Total ada 5 stasiun yang direncanakan akan dibangun diantaranya stasiun di Kota Padang-Rejang Lebong, stasiun di Kepala Curup-Rejang Lebong, stasiun di Kabupaten Kepahiang, stasiun Talang Empat-Bengkulu Tengah, dan stasiun Betungan-Kota Bengkulu.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020