Bengkulu (Antara) - Rencana pembangunan rel kereta api dari Muara Enim Sumatera Selatan menuju Provinsi Bengkulu, terkendala izin Pemerintah Provinsi Sumsel.
"Rencana awal Januari sudah dilelang, tetapi karena ini berkaitan dua provinsi, ternyata Palembang 'ngotot' agar rel kereta itu dibangun ke Tanjung Apiapi," kata Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Provinsi Bengkulu, Misran Musa di Bengkulu, Senin.
Menurut dia, pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, menilai Pembangunan rel kereta api dari Muara Enim ke Pelabuhan provinsi tersebut yakni Pelabuhan Tanjung Apiapi lebih menguntungkan pendapatan asli daerah Sumsel.
"Kalau ke Tanjung Apiapi, PAD kan masuk ke mereka, kalau dibangun ke Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, PAD jadi masuk ke kita, ini yang menjadi kendala," katanya.
Muara Enim merupakan salah satu daerah penghasil batubara, dan rencananya pembangunan rute kereta api Muara Enim - Pelabuhan Pulau Baai menjadi salah satu sarana pendistribusian hasil alam tersebut.
"Peluang yang lebih cepat untuk angkutan dan lebih murah di sisi biaya distribusi ya satu-satunya jalan ke Bengkulu, karena jalurnya lebih singkat dibanding ke Tanjung Apiapi," katanya.
Untuk menyelesaikan kendala tersebut, pihak Pemerintah Provinsi Bengkulu, telah melayangkan surat koordinasi ke Pemprov Sumsel, guna menyetujui pembangunan rel kereta api Palembang-Bengkulu.
"Tetapi Palembang sampai saat ini belum membuka diri terkait masalah itu, kita akan usahakan pembangunan dapat segera direalisasikan," ucapnya.
Rencananya pada Januari 2015, Kementerian Perhubungan RI akan memanggil sejumlah pihak terkait, baik PT KAI Divre III Sumsel, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu.
"Awal Januari ini kita dipanggil, kita tunggu seperti apa kejelasannya, baru setelah itu kita bisa menentukan pelelangan pembangunan rel kereta api ini," ujarnya. ***1***