Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan kasus warga daerah itu yang terserang malaria saat ini telah mengalami penurunan dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Syamsir di Rejang Lebong, Sabtu, mengatakan penurunan kasus malaria yang menyerang warga setempat karena mulai berjalannya tindakan pencegahan dan meningkatkannya kesadaran masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Kasus warga yang terjangkit malaria sejak beberapa tahun belakangan mengalami penurunan, walau begitu pencegahan harus dilakukan sehingga kasusnya tidak terus meningkat," ujar dia.

Penurunan kasus warga yang terjangkit malaria dalam156 desa/kelurahan di Rejang Lebong ini tambah dia, selain laporan dari 21 puskesmas yang tersebar dalam 15 kecamatan juga oleh kader kesehatan 211 yakni dua orang kader, satu dusun dan satu desa.

Turunnya kasus malaria ini dapat dilihat dari kasus warga yang menderita malaria ini pada tahun sebelumnya dikisaran 100 an kasus, namun sepanjang 2019 lalu tercatat sebanyak 47 kasus.

Sejauh ini penanganan kasus malaria kata dia, selain dilakukan oleh petugas Dinkes Rejang Lebong, pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan pihak Dinkes Kota Lubuklinggau, Sumsel, di mana kerjasama ini dilaksanakan untuk penanganan kasus di sejumlah desa yang berbatasan langsung dengan kedua daerah itu.

Dengan adanya kerjasama ini kalangan warga Rejang Lebong yang terjangkit malaria dan berobat ke Kota Lubuklinggau dapat mereka ketahui begitu, begitu juga sebaliknya.

Sebelumnya, tiga kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong yang berbatasan langsung dengan Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Sumsel, dinyatakan sebagai daerah endemis malaria yakni Kecamatan Padang Ulak Tanding khususnya di kawasan Transmigrasi Bukit Merbau dan Bukit Batu, kemudian di Kecamatan Kota Padang dan Kecamatan Binduriang. ***3***

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020