Bengkulu (ANTARA) - Dua hari menjelang Tahun Baru China atau Imlek, tidak banyak perbedaan di wilayah yang dikenal sebagai permukiman masyarakat Tionghoa, Kampung China, Kelurahan Malabero Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.

Hanya deretan rumah bergaya arsitektur China dan perpaduan Eropa sebagai penanda kawasan itu merupakan "China Town" dan pernah berjaya sebagai kawasan dagang.

"Memang nuansanya tidak semeriah dulu, karena masyarakat Tionghoa yang dulunya bermukim di Kampung China ini sudah banyak yang pindah," kata mantan Sekretaris Paguyuban Marga Tionghoa Indonesia Provinsi Bengkulu Darman Lie di Bengkulu, Sabtu.

Saat ini, kata dia, masyarakat Tionghoa Bengkulu hanya sebagian kecil yang bermukim di kawasan itu. Sedangkan sebagian lainnya sudah pindah ke luar kota, atau menyebar ke wilayah dagang yang lebih ramai seperti kawasan Soeprapto dan Lingkar Timur.

Dari ratusan rumah toko yang sebagian dibangun pada masa kolonial Belanda, hanya beberapa yang masih beropeasi.

"Banyak yang sudah dijual ke pihak lain, ada juga yang sudah dijadikan rumah sarang walet lalu mereka membangun rumah di tempat lain," katanya menjelaskan.

Darman mengatakan, hingga awal 1990-an, kawasan Kampung China masih menjadi pusat perdagangan di Kota Bengkulu.

Namun, beberapa kali peristiwa kebakaran yang melahap sejumlah ruko, bahkan hingga kawasan Pasar Baru Koto, pasar pertama di Kota Bengkulu membuat penghuni kawasan itu semakin berkurang.

"Kami tidak tahu penyebab kebakaran. Beberapa kali kebakaran besar menghanguskan ratusan rumah toko yang terbuat dari kayu, bahkan kawasan Pasar Baru Koto juga dilanda kebakaran," tambahnya.

Nuansa Imlek, kata dia tetap akan membekas di permukiman tersebut dengan keberadaan Vihara Budha-Yana.

Meski Imlek bukan perayaan keagamaan, momentum tersebut tetap dipergunakan masyarakat Budha Bengkulu untuk beribadah dan mengucap syukur atas tahun yang baru.

"Biasanya kami menggelar ibadah pada pagi hari dan sore hari, setelah itu bersalam-salaman dengan tetangga, hampir mirip dengan Lebaran," katanya.

Darman berharap di Tahun Baru Imlek 2563 ini merupakan tahun pengharapan bagi Indonesia yang tengah dilanda berbagai persoalan, terutama korupsi.

Ia berharap pemerintah lebih serius meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kerukunan antarumat beragama yang tetap terpelihara. (T.KR-RNI/A035)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012