Jakarta, (ANTARA Bengkulu) - Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan klarifikasi terkait penyebab insiden mobil "Ferrari" Tucuxi miliknya yang menabrak bukit di kawasan Plaosan, Magetan pada Sabtu (5/1) lalu.
         
"Saya harus memberikan keterangan untuk meluruskan berbagai pertanyaan dari media dan masyarakat terkait dengan peristiwa yang saya alami termasuk kondisi kendaraan yang sesungguhnya," kata Dahlan, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa.
         
Dahlan membeberkan berbagai hal mulai kronologis kejadian menabrak tebing hingga mimpinya yang ingin tetap mengembangkan mobil listrik nasional, mulai dari penyebab rem blong hingga kesiapannya bertanggungjawab atas pelanggaran yang dilakukannya.
         
Terkait dengan mobil Tucuxi yang dibeli seharga Rp1,5 miliar itu, Dahlan mengatakan, terjadi rem blong saat melalui jalan menurun.
         
"Sejak awal saya sudah mengetahui ada yang tidak beres, karena mobil ini ciptaan Danet Suryatama ini tidak memiliki "gearbox" atau transmisi sistem utama pemindah tenaga," kata Dahlan.
         
Akan tetapi tambahnya, seandainya tidak dilakukan uji coba ke Magetan, belum akan diketahui kelemahan mobil teknologi listrik yang tidak menggunakan "gearbox".
         
Konsep mobil listrik yang dibawa Danet pada mobil Tucuxi berbeda dengan mobil listrik yang diciptakan Dasep Ahmadi untuk mobil kelas kecil.
         
"Ketika saya ujicoba mobil Dasep Ahmadi, tidak ada masalah soal rem karena menggunakan "gear box". Sempat juga ada gangguan saat uji coba, tapi hanya soal baterai saja," ujar Dahlan.
         
Mantan Dirut PT PLN ini menuturkan sesungguhnya mobil besutan Danet itu sangat hebat dan luar biasa.
         
"Sepanjang perjalanan saya memuji terus, karena memiliki kekuatan yang besar. Namun sayangnya terbukti ada kelemahan tidak menggunakan teknologi "gear box", ujar Dahlan.
         
Terkait dengan Tucuxi saat uji coba penggunaan plat DI 19, Dahlan mengatakan bahwa itu bukan merupakan nomor polisi, tetapi hanya aksesoris.
         
"Itu bukan plat tetapi bermakna Bismillahirahmanirahim yang dalam huruf Arab berjumlah 19," ujar Dahlan.
         
Namun ia menuturkan, dirinya tidak bermaksud berbuat kejahatan tetapi merupakan pelanggaran yang tidak disengaja.
        
"Atas pelanggaran yang saya lakukan itu saya siap bertanggungjawab," kata Dahlan.
         
Acara yang dimulai pukul 11:45 WIB tersebut dihadiri ratusan wartawan media cetak dan elektronik.
         
Sejak pukul 10:00 WIB jurnalis sudah memenuhi salah satu cafe di kawasan TIM tersebut, bahkan sejumlah media televisi sudah menyiapkan mobil khusus untuk melakukan siaran langsung.
         
Setidaknya tercatat sebanyak 26 pertanyaan dari wartawan, yang satu per satu dijawab secara lugas oleh Dahlan.
         
Di akhir pernyataannya, Dahlan menuturkan bahwa kejadian yang dialaminya justru dibuat pelajaran untuk pengembangan mobil listrik nasional.
         
"Mobil listrik harus tetap jalan. Saya meyakini apa yang saya kerjakan ini dengan "menebas" birokrasi karena memang kalau tidak demikian akan sulit untuk mewujudkan program mobil listrik nasional ke depan," tegasnya. (ant)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013