Bengkulu (ANTARa Bengkulu) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencan Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Widati mengatakan, perlunya sistem dan pola yang tepat dalam pembinaann remaja untuk mengurangi persoalan kependudukan pada segmen remaja.

Kepala BKKBN Bengkulu, Widati, di Bengkulu, Senin mengatakan, persoalan remaja cukup kompleks, pergaulan bebas yang mengakibatkan beberapa hal perburuk kehidupan sosial. Berdasarkan hasil survei lembaga nasional menyebutkan kasus yang terjadi pada remaja antara lain, kasus pernikahan dini, angka kelahiran pada remaja puteri serta beberapa persoalan lainnya. Hal itu kian menyulitkan pemerintah dalam pengendalian penduduk.
 
Persoalan remaja di Bengkulu berdasarkan SP 2010 pernikahan dini mencapai 0,10 persen terjadi pada remaja kelompok umur 10-14 tahun dan peristiwa serupa juga terjadi pada remaja kelompok umur 15-19 tahun sebesar 7,45 persen. Ironis pernikahan pada kelompok umur 10-14 mencapai 0,011 dan perceraian pada remaja usia 15-19 mencapai 0,43 persen.

Ia menambahkan, kurang tepatnya pola pengelolaan remaja akan mempengaruhi pembangunan kependudukan. Sebab, kelahiran terjadi pada remaja akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk ke depan.

Pengelolaan remaja dilakukan mulai dari pendidikan,  kesehatan reproduksi dan ilmu seksualitas, yang merupakan salah satu strategi dalam mewujudkan pembangunan kependudukan pada segmen remaja. Dengan pengetahuan dan ilmu yang dimiliki itu, maka remaja selain dapat mengontrol aktivitas seksualitas juga telah tertanam sebuah perencanaan dalam membangun dan pertahankan kesehatan reproduksi.

"Melalui ilmu pengetahuan itu maka remaja memiliki pandangan tentang kesehatan rteproduksi yang sempurna, sehingga mampu meningkatkan usia perkawinan pertama. Dengan demikian, dapat membantu dalam pengendalian penduduk serta peningkatan kualitas SDM," katanya.(RS)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013