Medan (ANTARA Bengkulu) - Peringatan maulid atau hari lahir Nabi Muhammad SAW harus dapat dimaknai sebagai momentum untuk memperbaiki perilaku guna mendapatkan predikat "akhlakul karimah" atau akhlak yang mulia.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan Prof Dr HM Hatta di Medan, Kamis, mengatakan, masyarakat harus menyadari pesan utama kehadiran Nabi Muhammad SAW yakni memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia.

Peringatan dalam berbagai bentuk kegiatan selama ini tidak yang dilaksanakan di berbagai daerah menjadi masalah jika tujuan utama kedatangan Nabi Muhammad SAW diamalkan.

Namun, jika peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak diiringi dengan perbaikan dan penyempurnaan akhlak, maka kegiatan tersebut sekadar acara seremonial.

"Berarti, peringatan maulid itu tidak ada artinya, hanya sebatas seremonial," katanya.

Menurut Hatta, perbaikan dan penyempurnaan tersebut adalah menyeimbangkan hubungan kepada Allah SWT (hablum minallah) dan hubungan sesama manusia (hablum minannas).

Dalam Islam, seorang muslim dapat disebut memiliki akhlakul karimah jika mampu menyeimbangkan tingginya aktivitas ibadah dengan hubungan kemasyarakatan.

Jika salah satunya diabaikan, muslim tersebut belum dapat disebut memiliki akhlakul karimah karena dianggap tidak mampu memenuhi pesan utama kehadiran Nabi Muhammad SAW.

"Seorang yang bagus ibadahnya tetapi tidak memiliki hubungan yang baik dengan manusia, berarti belum memiliki akhlakul karimah, begitu juga sebaliknya," kata mantan Kakanwil Kementerian Agama Sumut itu. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013