Barus, Sumut (ANTARA Bengkulu) - Museum Provinsi Sumatera Utara di Medan menyimpan salah satu batu nisan ulama besar Syech Rukunuddin dari Desa Dakka, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

"Batu nisan dari ulama Sumut tersebut dibawa ke Medan pada tahun 1963, saat diadakannya seminar mengenai masuknya Agama Islam di Indonesia," kata pemandu wisata dan budaya di Barus, Juardi Manullang (57), Sabtu.

Untuk batu nisan sebelah lagi, menurut dia, masih tinggal di Makam "Mahligai" (Istana Kecil pada zaman dahulu) dalam keadaan sudah tua dan perlu mendapat perawatan.

"Batu nisan Syech Rukunuddin yang sebelah lagi ini merupakan bukti sejarah di Kota Tua Barus yang tidak bisa dilupakan dan harus dijaga kelestariannya," ujar Manullang.

Dia mengatakan, makam tua yang berada di Desa Aek Dakka itu berada diatas bukit dan memiliki luas lebih kurang 3 hektare.

Makam tua tersebut, juga sering dikunjungi para peneliti dari Malaysia, Brunai Darussalam, Jakarta, Aceh, Padang, Medan dan lainnya.

Selain itu, kuburan bersejarah tersebut banyak didatangi para mahasiswa  perguruan tinggi di Medan, Jakarta, para pelajar SLTA dan ibu-ibu pengajian dari Sibolga, Padang Sidempuan dan  daerah lainnya.

Bahkan, banyak makam yang terdapat di Mahligai itu, salah satunya adalah terdapat batu nisan yang bertuliskan Syech Rukunuddin, wafat 13 Syafar, tahun 48 Hijriah (48 Hijriah) abd ke-7, dalam usia 102 tahun, 2 Bulan, 10 Hari.

Ia mengatakan, kompleks Makam Mahligai ini didirikan Tuan Syech Siddiq, setelah beliau mangkat dan jenazahnya juga dikebumikan di kompleks pemakaman tersebut.

Selain itu, juga banyak makam dengan batu nisan yang besar dan kecil dengan ukuran bergaya arab, terdapat di Makam Mahligai yang tersusun diatas bukit yang berada di Desa Aek Dakka atau lebih kurang 447 kilometer arah utara Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Wartawan ANTARA di lokasi Makam Mahligai melaporkan, ada beberapa kuburun tua yang dindingnya sudah kelihatan terkelupas dan berwarna hitam akibat proses alam yang dialami benda bersejarah tersebut.

Makam bersejarah itu persis di pintu masuk, dan sudah kelihatan patah dan diganjal ranting pohon.Dan dikhawatirkan kuburan itu akan tumbang.

Selain itu, jalan menuju ke Makam Mahligai rusak parah dan ditutupi rumput liar, sehingga mobil pribadi dan bus yang mengangkut rombongan pariwisata bisa mengalami masalah.

Pemerintah Provinsi Sumut, Pemkab Tapanuli Tengah dan instansi terkait lainnya diharapkan dapat membangun dan merehab jalan menuju Makam Mahligai.

Kota Tapanuli Tengah secara geografis terletak diantara 98º 07 - 98º 12' Bujur Timur dan 1º 11' - 2º 22' Lintang Utara. Kabupaten Tapanuli Tengah secara administratif terdiri dari 15 Kecamatan dengan 145 Desa dan 15 Kelurahan.

Sementara itu, luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 2.194,98 kilometer persegi (Km2)  atau 219.498 Hektare  dengan jumlah penduduk 290.545 jiwa.

Kabupaten Tapanuli Tengah juga memiliki 26 pulau, tiga pegunungan/bukit, 48 pantai, 22 air terjun, dua danau, dua objek wisata buatan dan 19 tempat bersejarah.

Daya tarik wisata utama daerah ini adalah Teluk Tapian Nauli, Pesona keindahan pantai laut dan bawah laut, peninggalan budaya dan atraksi budaya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013