Tokyo (ANTARA Bengkulu) - Jepang Ahad meluncurkan dua satelit untuk memperkuat kemampuan pengawasannya, termasuk mengawasi lebih dekat Korea Utara, yang berikrar akan melakukan uji coba nuklir lagi.
Salah satu dari satelit-satelit itu adalah unit yang dilengkapi radar untuk melengkapi satu sistem satelit-satelit pengawasan yang akan memungkinkan Tokyo memantau setiap tempat di dunia setidaknya sekali sehari.
Sedangkan yang lainnya adalah satelit demonstrasi untuk mengumpulkan data bagi riset dan pembangunan.
Roket H-IIA diluncurkan dari pulau Tanegashima, Jepang selatan sekitar pukul 13.40 waktu setempat (11.40 WIB), kata Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
"Roket itu terbang sesuai rencana dan melepaskan kedua satelit itu," kata JAXA dalam satu prnyataan, mengonfirmasikan keberhasilannya.
Dari satu ketinggian ratusan kilometer, satelit radar itu akan dapat mendeteksi objek-objek di darat sekecil satu meter persegi termasuk malam hari dan tertutup kabut.
Perdana Menteri Shinzo Abe, yang bersikap keras terhadap Korut memuji peluncuran yang berhasil itu.
"Pemerintah akan menggunakan sebanyak-banyaknya sistem itu... untuk meningkatkan keamanan nasional dan manajemen krisis kami," katanya dalam satu pernyataan yang dikutip stasiun radio NHK.
Jepang telah membuat satu rencana untuk menggunakan satelit-satelit sebagai satu kelompok untuk mengumpulkan bahan intelijen pada akhir tahun 1990-an sebagai satu tanggapan pada satu pelncuran rudal jarak jauh oleh Pyongyang tahun 1998.
Badan ruang angkasa itu mengatakan satelit radar akan digunakan untuk mengumpulkan informasi, termasuk data setelah gempa di Jepang tahun 2011 dan tsunami tetapi tidak menyebutkan secara tegas Korea Utara.
Tetapi peluncuran itu dilakukan saat Pyongyang bersikeras akan melakukan peluncuran roket-roket lagi dan satu uji coba nuklir ketiga untuk memprotes sanksi-sanksi PBB yang ketat terhada peluncuran roket dan uji coba nuklirnya yang dilarang itu.
Korut tahun lalu meluncurkan dua roket jangkauan jauh. Roket pertama gagal pada April tetapi roket kedua pada Desember terbang melintasi gugusan pulau Okinawa Japang selatan, yang menimbulkan kekhawatiran di Jepang. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Salah satu dari satelit-satelit itu adalah unit yang dilengkapi radar untuk melengkapi satu sistem satelit-satelit pengawasan yang akan memungkinkan Tokyo memantau setiap tempat di dunia setidaknya sekali sehari.
Sedangkan yang lainnya adalah satelit demonstrasi untuk mengumpulkan data bagi riset dan pembangunan.
Roket H-IIA diluncurkan dari pulau Tanegashima, Jepang selatan sekitar pukul 13.40 waktu setempat (11.40 WIB), kata Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
"Roket itu terbang sesuai rencana dan melepaskan kedua satelit itu," kata JAXA dalam satu prnyataan, mengonfirmasikan keberhasilannya.
Dari satu ketinggian ratusan kilometer, satelit radar itu akan dapat mendeteksi objek-objek di darat sekecil satu meter persegi termasuk malam hari dan tertutup kabut.
Perdana Menteri Shinzo Abe, yang bersikap keras terhadap Korut memuji peluncuran yang berhasil itu.
"Pemerintah akan menggunakan sebanyak-banyaknya sistem itu... untuk meningkatkan keamanan nasional dan manajemen krisis kami," katanya dalam satu pernyataan yang dikutip stasiun radio NHK.
Jepang telah membuat satu rencana untuk menggunakan satelit-satelit sebagai satu kelompok untuk mengumpulkan bahan intelijen pada akhir tahun 1990-an sebagai satu tanggapan pada satu pelncuran rudal jarak jauh oleh Pyongyang tahun 1998.
Badan ruang angkasa itu mengatakan satelit radar akan digunakan untuk mengumpulkan informasi, termasuk data setelah gempa di Jepang tahun 2011 dan tsunami tetapi tidak menyebutkan secara tegas Korea Utara.
Tetapi peluncuran itu dilakukan saat Pyongyang bersikeras akan melakukan peluncuran roket-roket lagi dan satu uji coba nuklir ketiga untuk memprotes sanksi-sanksi PBB yang ketat terhada peluncuran roket dan uji coba nuklirnya yang dilarang itu.
Korut tahun lalu meluncurkan dua roket jangkauan jauh. Roket pertama gagal pada April tetapi roket kedua pada Desember terbang melintasi gugusan pulau Okinawa Japang selatan, yang menimbulkan kekhawatiran di Jepang. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013