Kondisi bayi laki-laki usia tujuh bulan yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu sejak Jumat (20/3) dan masuk dalam daftar pasien dengan pengawasan atau PDP virus korona jenis baru atau COVID-19 mulai membaik.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Lisyenti Bahar mengatakan kondisi suhu tubuh bayi saat ini sudah menurun dan batuk yang dialaminya juga mulai mereda.
"Panas tubuhnya sudah terkontrol dan sudah turun, batuknya juga. Sekarang masih dibawah pengawasan dokter dan tetap di ruang isolasi," kata Lisyenti di Bengkulu, Sabtu (21/3).
Lisyenti menambahkan, pihak RSMY Bengkulu telah mengirimkan sampel dahak bayi untuk dilakukan uji swab di laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kata Lisyenti, sebelum hasil uji laboratorium tersebut keluar, bayi tersebut harus tetap menjalani perawatan di ruang isolasi RSMY Bengkulu.
"PDP itu kan sudah suspek jadi dia gak boleh dipulangkan walaupun misalnya panasnya turun dan batuknya sudah tidak ada. Sebelum hasil laboratoriumnya keluar tidak boleh keluar dari rumah sakit," papar Lisyenti.
Sedangkan satu PDP lainnya yakni laki-laki berusia 41 tahun yang dirawat di ruang isolasi RSUD Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara kondisinya juga mulai membaik.
Kata Lisyenti, pihak rumah sakit juga sudah mengirimkan sampel dahak pasien untuk dilakukan uji swab di laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan.
"Kalau yang di Argamakmur itu kasusnya gak berat sebenarnya tapi dokter tetap mengatakan itu PDP ya gak apa-apa. Sampelnya sudah dikirim tadi pagi," jelas Lisyenti.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Lisyenti Bahar mengatakan kondisi suhu tubuh bayi saat ini sudah menurun dan batuk yang dialaminya juga mulai mereda.
"Panas tubuhnya sudah terkontrol dan sudah turun, batuknya juga. Sekarang masih dibawah pengawasan dokter dan tetap di ruang isolasi," kata Lisyenti di Bengkulu, Sabtu (21/3).
Lisyenti menambahkan, pihak RSMY Bengkulu telah mengirimkan sampel dahak bayi untuk dilakukan uji swab di laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kata Lisyenti, sebelum hasil uji laboratorium tersebut keluar, bayi tersebut harus tetap menjalani perawatan di ruang isolasi RSMY Bengkulu.
"PDP itu kan sudah suspek jadi dia gak boleh dipulangkan walaupun misalnya panasnya turun dan batuknya sudah tidak ada. Sebelum hasil laboratoriumnya keluar tidak boleh keluar dari rumah sakit," papar Lisyenti.
Sedangkan satu PDP lainnya yakni laki-laki berusia 41 tahun yang dirawat di ruang isolasi RSUD Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara kondisinya juga mulai membaik.
Kata Lisyenti, pihak rumah sakit juga sudah mengirimkan sampel dahak pasien untuk dilakukan uji swab di laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan.
"Kalau yang di Argamakmur itu kasusnya gak berat sebenarnya tapi dokter tetap mengatakan itu PDP ya gak apa-apa. Sampelnya sudah dikirim tadi pagi," jelas Lisyenti.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020