Presiden Brazil Jair Bolsonaro, Rabu (25/3), menyebut para gubernur dan wali kota negara bagian dan kota terbesar di Brazil sebagai penjahat karena menerapkan lockdown (karantina wilayah) dalam memperlambat wabah virus corona.

Bolsonaro memiliki sikap sejalan dengan Presiden AS Donald Trump dalam memprioritaskan ekonomi daripada karantina wilayah, seperti yang dianjurkan oleh para ahli kesehatan masyarakat termasuk menteri kesehatannya sendiri, Luiz Henrique Mandetta.

Mandetta telah memperingatkan bahwa wabah corona di Brazil bisa membuat sistem perawatan kesehatan negara itu runtuh bulan depan.

"Virus-virus lain sudah membunuh lebih banyak orang daripada yang satu ini tapi tidak heboh seperti ini," ujar Bolsonaro kepada wartawan.

"Apa yang dilakukan beberapa wali kota dan gubernur adalah kejahatan. Mereka sedang menghancurkan Brazil," kata Bolsonaro.

Saat bosnya meremehkan virus tersebut, penasihat keamanan Brazil Augusto Heleno pada Rabu mengabaikan anjuran medis untuk mengisolasi diri selama dua pekan.

Sebaliknya, Heleno kembali bekerja hanya tujuh hari setelah ia dikarantina setelah dites positif virus corona.

Heleno bahkan menghadiri sidang kabinet pada hari ia sedang menunggu hasil uji corona tersebut, demikian yang diketahui Reuters.

Pada Selasa malam, Bolsoro meremehkan ancaman virus tersebut. Ia meyakinkan masyarakat Brazil bahwa "90 persen dari kita semua tidak akan mengalami gejala kalau tertular" dan "riwayat saya sebagai seorang atlet" berarti bahwa ia sendiri paling parah hanya akan terkena "sedikit flu."

Jumlah orang meninggal di Brazil akibat virus corona hingga Rabu meningkat menjadi 57, dari sehari sebelumnya 46.

Sementara itu, kasus orang mengidap virus tersebut naik dari 2.201 pada hari sebelumnya menjadi 2.433.

Sumber: Reuters

Pewarta: Tia Mutiasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020