Pemerintah menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) untuk masyarakat miskin dan kelompok komunitas di antaranya pengemudi ojek dalam jaringan (daring) untuk menjaga daya beli dalam menghadapi imbas COVID-19.

Baca juga: Jokowi: Seluruh kekuatan bangsa akan saya kerahkan tangani COVID-19

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono di Jakarta, Kamis, menjelaskan skema itu akan dirancang dalam stimulus ekonomi lanjutan.

Baca juga: Presiden ke pekerja harian: Tidak perlu khawatir dengan kredit, ada kelonggaran 1 tahun

Baca juga: Antisipasi lonjakan PHK di tengah pandemi COVID-19, Jokowi anggarkan Rp10 triliun

Menurut dia, ada sekitar 29,3 juta orang rumah tangga termiskin di Indonesia yang akan digelontorkan BLT.

Dari jumlah itu, lanjut dia, data yang sudah valid di Kementerian Sosial ada 15,2 juta orang penerima bantuan pangan nontunai atau dikenal Program Sembako.

Sedangkan, untuk 14,1 juta orang sisanya, kata dia, pemerintah sedang menghitung kembali sambil menggulirkan BLT untuk 15,2 juta orang tersebut.

Selain kepada masyarakat termiskin, BLT selanjutnya untuk kelompok komunitas terdampak.

Baca juga: Dalam waktu dekat, Jokowi bagikan kartu sembako untuk respon dampak COVID-19

Sasaran pertama, lanjut dia, adalah para pekerja sektor informal seperti warung, toko-toko kecil, pedagang pasar, dan sebagainya.

Sasaran kedua adalah para pelaku usaha transportasi online seperti pengemudi Gojek dan Grab serta pekerja informal lainnya, termasuk pekerja harian di mal, pusat perbelanjaan, dan lainnya.

"Untuk datanya, kami koordinasikan dengan pemerintah daerah terutama DKI Jakarta, Gojek, Grab, dan beberapa asosiasi seperti salah satunya Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI)," ucap Susiwijono.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020