Berbagai masyarakat yang terhimpun dalam gerakan masyarakat sipil Bengkulu menganggap penyemprotan cairan disinfektan yang marak dilakukan di jalanan tak efektif membasmi virus korona jenis baru.

Manajer Program Yayasan KIPAS Bengkulu Alpian Piro justru menganggap aneh ketika banyak pihak malah melakukan penyemprotan cairan disinfektan di jalanan, bukan fokus melakukan penyemprotan di fasilitas umum yang ramai dikunjungi masyarakat seperti pasar, tempat wisata dan rumah ibadah.

"Apa gunanya menyemprot disinfektan di jalan, seharusnya yang disemprot adalah ruang publik yang ramai dikunjungi masyarakat. Di Bengkulu  banyak titik kerumanan permanen masyarakat yang perlu diwaspadai, seperti terminal bus,  terminal angkutan dalam kota, bandar udara," kata Alpian di Bengkulu, Jumat.

Sementara itu, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Bengkulu Agus Widianto mengatakan, pembasmian virus diarea publik tidak cukup hanya dilakukan satu kali penyemprotan cairan disinfektan saja, minimal dilakukan tiga hari sekali.

"Misalnya masjid itu kan ramai dikunjungi semestinya berulang-ulang disemprot. Kalau cuma sekali, orang baru datang kemungkinan membawa virus itu," papar Agus.

Agus menilai akan lebih efektif jika pemerintah memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara mandiri, karena penyemprotan tidak cukup hanya dilakukan satu kali saja.

Disisi lain, Ketua Yayasan Kanopi Hijau Indonesia Ali Akbar mempertanyakan kesiapan pemerintah Provinsi Bengkulu dalam mengantisipasi penularan COVID-19 ini.

Terlebih, kata Ali, hingga saat ini pemerintah belum juga mengumumkan hasil uji swab spesimen dua orang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 yang meninggal beberapa waktu lalu.

Menurut Ali, masyarakat berhak mengetahui hasil uji laboratorium tersebut secepat mungkin, sebab jika hasilnya positif, maka masyarakat bisa menentukan langkah antisipasi.

"Kalau hasil uji laboratorium ini lama karena menumpuk se Indonesia, kenapa pemerintah tidak menyediakan sendiri alat untuk melakukanya sendiri. Jadi hasilnya bisa cepat diketahui dan publik berhak tahu itu," tegas Ali.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020