Gubernur Riau Syamsuar menyatakan seluruh 12 kabupaten dan kota di daerah tersebut mulai Sabtu ini mulai melakukan tes cepat atau “rapid test” dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19.
“Total sudah ada alat ‘rapid test’ sebanyak 6.800 yang tiba di Riau,” kata Syamsuar kepada ANTARA di Pekanbaru, Sabtu.
Ia menjelaskan ribuan alat tes cepat tersebut adalah bantuan dari Kementerian Kesehatan dan alat tersebut sudah mulai dikirimkan ke Dinas Kesehatan kabupaten dan kota sejak Jumat (27/3) malam.
Ia mengatakan penggunaan alat tersebut diutamakan untuk Orang Dalam Pemantauan Pemantauan (ODP) yang terus bertambah, serta untuk petugas kesehatan.
“Sudah dikirimkan alat ini dalam rangka ‘rapid test’ untuk dimanfaatkan, terutama bagi ODP di semua kabupaten dan kota, termasuk untuk petugas kesehatan,” ujarnya.
Sedangkan, bagi terduga atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akan tetap menggunakan uji sampel "swab" yang dikirim ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah jadi 75 orang, namun baru 23 orang yang sudah keluar hasil laboratorium yang dinyatakan negatif corona.
Sedangkan jumlah ODP di Riau terus bertambah, kini mencapai 5.436 orang naik dari 4.434 orang yang tercatat pada Sabtu pagi. Dari jumlah tersebut baru ada 57 orang yang sudah selesai tahap pemantauan.
Sedangkan kasus positif COVID-19 di Riau masih belum bertambah, yakni satu orang yang kini dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad.
Gubernur Riau menambahkan provinsi itu juga sudah menerima 2.000 alat pelindung diri (APD) yang akan didistribusikan ke fasilitas kesehatan, terutama ke rumah sakit (RS) rujukan yang menangani pasien COVID-19. Ada 44 RS rujukan di seluruh kabupaten dan kota di daerah itu.
Selain itu, Riau juga sudah mendistribusikan pehavral multivitamin ke lima kabupaten dan kota yang kehabisan stok. Lima daerah tersebut antara lain Kota Dumai, Kabupaten Meranti, Indragiri Hulu, Bengkalis, dan Rokan Hilir, demikian Syamsuar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
“Total sudah ada alat ‘rapid test’ sebanyak 6.800 yang tiba di Riau,” kata Syamsuar kepada ANTARA di Pekanbaru, Sabtu.
Ia menjelaskan ribuan alat tes cepat tersebut adalah bantuan dari Kementerian Kesehatan dan alat tersebut sudah mulai dikirimkan ke Dinas Kesehatan kabupaten dan kota sejak Jumat (27/3) malam.
Ia mengatakan penggunaan alat tersebut diutamakan untuk Orang Dalam Pemantauan Pemantauan (ODP) yang terus bertambah, serta untuk petugas kesehatan.
“Sudah dikirimkan alat ini dalam rangka ‘rapid test’ untuk dimanfaatkan, terutama bagi ODP di semua kabupaten dan kota, termasuk untuk petugas kesehatan,” ujarnya.
Sedangkan, bagi terduga atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akan tetap menggunakan uji sampel "swab" yang dikirim ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah jadi 75 orang, namun baru 23 orang yang sudah keluar hasil laboratorium yang dinyatakan negatif corona.
Sedangkan jumlah ODP di Riau terus bertambah, kini mencapai 5.436 orang naik dari 4.434 orang yang tercatat pada Sabtu pagi. Dari jumlah tersebut baru ada 57 orang yang sudah selesai tahap pemantauan.
Sedangkan kasus positif COVID-19 di Riau masih belum bertambah, yakni satu orang yang kini dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad.
Gubernur Riau menambahkan provinsi itu juga sudah menerima 2.000 alat pelindung diri (APD) yang akan didistribusikan ke fasilitas kesehatan, terutama ke rumah sakit (RS) rujukan yang menangani pasien COVID-19. Ada 44 RS rujukan di seluruh kabupaten dan kota di daerah itu.
Selain itu, Riau juga sudah mendistribusikan pehavral multivitamin ke lima kabupaten dan kota yang kehabisan stok. Lima daerah tersebut antara lain Kota Dumai, Kabupaten Meranti, Indragiri Hulu, Bengkalis, dan Rokan Hilir, demikian Syamsuar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020