Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan sebanyak 300 orang dinyatakan positif terjangkit virus corona atau COVID-19 berdasarkan hasil tes cepat yaitu rapid diagnostic test (RDT) yang dilakukan secara masif di 27 kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jabar.
"Sementara ini hasil tes terhadap 22.000 itu tercatat ada tiga ratusan yang positif ya. Nah Langkah kedua adalah 300-an yang positif itu akan dites untuk yang kedua kalinya menggunakan PCR (polymerase chain reaction) atau swab untuk memastikan, bisa saja positif tapi ternyata tidak, jadi belum bisa kita jadikan sebagai laporan ke pemerintah pusat," kata Kang Emil di Bandung, Senin.
Dari hasil tes tersebut, kata Kang Emil, ada fenomena yang di luar dugaan karena temuan warga yang positif itu sebagian besar berasal dari wilayah yang tidak diduga sebelumnya.
Dia mengatakan hal ini berbeda dengan prediksi sebelumnya, yang memperkirakan temuan warga positif itu dari dua wilayah.
"Jadi kami temukan ada klaster di daerah tak terduga," kata Kanf Emil.
Orang nomor satu di Provinsi Jabar ini tidak menyebutkan secara rinci berapa warga yang terindikasi COVID-19 di wilayah tak terduga itu.
"Oleh karena itu kami juga sudah menginstruksikan kepada pemerintah kabupaten untuk mengambil tindakan-tindakan, sambil menunggu hasil tes yang kedua. kami harapkan 100 ribu warga Jabar bisa melakukan tes ini," kata dia.
Ia mengatakan berdasarkan data resmi yang diterimanya hingga Senin, 30 Maret 2020 ada 149 orang di Provinsi Jabar dinyatakan positif terjangkit COVID-19, lalu ada 5.000-an orang berstatus dalam pengawasan atau ODP dan 400- an orang berstatus pasien dalam pengawasan atau PDP.
"Kami di Jawa Barat, provinsi yang juga paling masif melakukan tes cepat ya. Sebanyak lebih dari 22.000 alat tes cepat sudah disebarkan ke 27 daerah. Sudah dilakukan tes massal dan masih berlangsung saat kita lakukan jumpa pers ini," kata dia.
Menurut dia, dari 22.000 itu dilakukan tes dari pintu ke pintu dan ada juga yang di fasilitas kesehatan serta juga ada yang drive thru.
"Drive thru ini sangat baik karena bersifat masif kemudian tidak ada perjumpaan fisik dan tentunya datang sesuai antrean. jadi tidak ada kerumunan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Sementara ini hasil tes terhadap 22.000 itu tercatat ada tiga ratusan yang positif ya. Nah Langkah kedua adalah 300-an yang positif itu akan dites untuk yang kedua kalinya menggunakan PCR (polymerase chain reaction) atau swab untuk memastikan, bisa saja positif tapi ternyata tidak, jadi belum bisa kita jadikan sebagai laporan ke pemerintah pusat," kata Kang Emil di Bandung, Senin.
Dari hasil tes tersebut, kata Kang Emil, ada fenomena yang di luar dugaan karena temuan warga yang positif itu sebagian besar berasal dari wilayah yang tidak diduga sebelumnya.
Dia mengatakan hal ini berbeda dengan prediksi sebelumnya, yang memperkirakan temuan warga positif itu dari dua wilayah.
"Jadi kami temukan ada klaster di daerah tak terduga," kata Kanf Emil.
Orang nomor satu di Provinsi Jabar ini tidak menyebutkan secara rinci berapa warga yang terindikasi COVID-19 di wilayah tak terduga itu.
"Oleh karena itu kami juga sudah menginstruksikan kepada pemerintah kabupaten untuk mengambil tindakan-tindakan, sambil menunggu hasil tes yang kedua. kami harapkan 100 ribu warga Jabar bisa melakukan tes ini," kata dia.
Ia mengatakan berdasarkan data resmi yang diterimanya hingga Senin, 30 Maret 2020 ada 149 orang di Provinsi Jabar dinyatakan positif terjangkit COVID-19, lalu ada 5.000-an orang berstatus dalam pengawasan atau ODP dan 400- an orang berstatus pasien dalam pengawasan atau PDP.
"Kami di Jawa Barat, provinsi yang juga paling masif melakukan tes cepat ya. Sebanyak lebih dari 22.000 alat tes cepat sudah disebarkan ke 27 daerah. Sudah dilakukan tes massal dan masih berlangsung saat kita lakukan jumpa pers ini," kata dia.
Menurut dia, dari 22.000 itu dilakukan tes dari pintu ke pintu dan ada juga yang di fasilitas kesehatan serta juga ada yang drive thru.
"Drive thru ini sangat baik karena bersifat masif kemudian tidak ada perjumpaan fisik dan tentunya datang sesuai antrean. jadi tidak ada kerumunan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020