Pemerintah Provinsi Bengkulu menerima bantuan 4.800 alat rapid test atau tes cepat untuk mendeteksi virus korona jenis baru atau COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Bantuan ini merupakan kali kedua yang diterima Pemerintah Provinsi Bengkulu setelah sebelumnya pada akhir Maret lalu juga menerima sebanyak 2.400 alat rapid test dari Kemenkes RI.

"Kita pagi tadi sudah menerima alokasi alat rapid test dari Kementerian Kesehatan sebanyak 4.800 alat," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni dalam konferensi pers, Senin (6/4).

Herwan menjelaskan, bantuan 4.800 alat rapid test ini untuk sementara belum akan didistribusikan melainkan akan disimpan di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Bantuan ini akan dijadikan cadangan atau stok dan akan digunakan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan angka orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dengan pengawasan (PDP) COVID-19.

Hal tersebut dilakukan mengingat bantuan alat rapid test pertama yang diterima dari Kemenkes RI yakni sebanyak 2.400 alat baru digunakan sekitar 724 alat saja.

"Bantuan 4.800 alat apid test ini kita baper stock di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Nanti akan kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tracing terhadap kasus ODP dan PDP, termasuk orang tanpa gejala atau OTG yang kontak dengan kasus konfirmasi," jelas Herwan.

Dari 724 alat rapid test yang telah digunakan tersebut hanya satu yang reaktif atau menunjukkan hasil positif COVID-19, sedangkan sisanya non-reaktif.

Penggunaan alat rapid test terbanyak ada di Kota Bengkulu yakni sebanyak 208 alat. Kemudian disusul laboratorium kesehatan daerah Provinsi Bengkulu sebanyak 166 alat, Kabupaten Bengkulu Selatan 85 alat dan Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu sebanyak 81 alat.

Herwan menambahkan, untuk mendapatkan hasilnya akurat setiap orang dengan gejala COVID-19 harus dilakukan dua kali rapid test. Antara tes pertama dan tes kedua harus berjarak minimal 10 hari.

"Seandainya tes pertama negatif, tes kedua negatif berarti tidak perlu dilanjutkan. Kalau tes pertamanya langsung positif tentu harus dilakukan pengambilan swab. Begitu juga kalau tes pertama negatif dan tes kedua positif tetap harus diambil swab," papar Herwan.

Menurut Herwan dengan ketersediaan stok alat rapid test ini akan memudahkan tenaga kesehatan untuk lebih awal melakukan skrining atau pendeteksian orang dengan gejala COVID-19.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020