Bangkok (ANTARA Bengkulu) - Drama komedi Amerika Serikat, yang mengolok-olok industri seks Thailand membuat marah pemerintah negara tersebut dan berusaha menutup videonya di Internet, kata menteri kebudayaan Thailand pada Senin.
Drama komedi itu pada acara Saturday Night Live adalah parodi iklan untuk kursus bahasa Thailand oleh perusahaan Rosetta Stone, yang menunjukkan seorang pria diam-diam belajar kalimat untuk digunakan di kehidupan malam terkenal di Thailand, seperti, "Buka pakaianmu."
Menteri Kebudayaan Sonthaya Kunploem tidak senang.
"Sketsa itu menyalahartikan Thailand dan rakyatnya," kata Sonthaya kepada Reuters, "Kami bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk memberitahu Amerika Serikat bahwa itu menghina dan kami meminta kementerian penerangan kami menghapus cuplikan tersebut."
Thailand, yang berpenduduk sebagian besar umat Buddha, sangat konservatif, meskipun industri seksnya semarak dan sensornya sering menyasar ketelanjangan di televisi dan media cetak. Pelacuran tidak sah, meskipun tersebar.
Dalam drama komedi itu, pria dapat menggunakan kursus bahasa untuk melafalkan kalimat, seperti, "Berapa?" dan "Apakah itu untuk seluruh malam?"
Satu tokoh malu menegaskan ia belajar bahasa Thailand untuk usaha, dengan menyembunyikan wajahnya karena malu.
Acara komedi di jaringan NBC itu banyak dikecam di forum Internet, tapi beberapa warga Thailand menyatakan pihak berwenang harus menghadapi kenyataan.
"Pemerintah berusaha menutup mata dan mengabaikan masalah," kata Thanachai Chomchurnjai dalam ruang obrol Internet, mengacu pada pelacuran. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Drama komedi itu pada acara Saturday Night Live adalah parodi iklan untuk kursus bahasa Thailand oleh perusahaan Rosetta Stone, yang menunjukkan seorang pria diam-diam belajar kalimat untuk digunakan di kehidupan malam terkenal di Thailand, seperti, "Buka pakaianmu."
Menteri Kebudayaan Sonthaya Kunploem tidak senang.
"Sketsa itu menyalahartikan Thailand dan rakyatnya," kata Sonthaya kepada Reuters, "Kami bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk memberitahu Amerika Serikat bahwa itu menghina dan kami meminta kementerian penerangan kami menghapus cuplikan tersebut."
Thailand, yang berpenduduk sebagian besar umat Buddha, sangat konservatif, meskipun industri seksnya semarak dan sensornya sering menyasar ketelanjangan di televisi dan media cetak. Pelacuran tidak sah, meskipun tersebar.
Dalam drama komedi itu, pria dapat menggunakan kursus bahasa untuk melafalkan kalimat, seperti, "Berapa?" dan "Apakah itu untuk seluruh malam?"
Satu tokoh malu menegaskan ia belajar bahasa Thailand untuk usaha, dengan menyembunyikan wajahnya karena malu.
Acara komedi di jaringan NBC itu banyak dikecam di forum Internet, tapi beberapa warga Thailand menyatakan pihak berwenang harus menghadapi kenyataan.
"Pemerintah berusaha menutup mata dan mengabaikan masalah," kata Thanachai Chomchurnjai dalam ruang obrol Internet, mengacu pada pelacuran. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013