Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel, meninggal dunia di RST DR Noesmir (DKT) pada Kamis sekitar pukul 12.00 WIB.
Pasien berjenis kelamin perempuan berinisial Sp (55) warga Desa Air Paoh, Kecamatan Baturaja Timur tersebut langsung dimakamkan di TPU Sarang Elang dengan standar penanganan COVID-19.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, almarhumah dirawat di RS DKT sampai meninggal di ruang isolasi sebagai PDP diduga terjangkit corona.
"Sempat dirawat di ruang perawatan tapi kemudian menunjukkan gejala COVID-19 dan menurut keluarganya baru pulang dari Palembang sehingga dipindahkan ke ruang isolasi," kata Ad salah seorang perawat di RS DKT di Baturaja, Kamis.
Ia mengaku sedikit cemas berdekatan dengan pasien sebelum meninggal meskipun dari rapid test hasilnya negatif.
"Memang dari rapid test hasilnya negatif. Tapi tidak tahu hasil swabnya bagaimana. Karena gejalanya mengarah ke COVID-19 makanya diisolasi," kata dia.
Swab tersebut, kata Ad, sekarang sudah dikirim ke Palembang sekitar pukul 14.00 WIB dan kemungkinan baru diketahui hasilnya tiga hari ke depan.
Kepala BPBD OKU, Amzar Kristopa saat dikonfirmasi membenarkan adanya jenazah yang meninggal dunia di RS DKT diduga terjangkit Corona.
"Benar tadi kami menerima informasi ada pasien yang meninggal di RS DKT. Kami hadir di lokasi untuk memastikan apakah ada peralatan yang dibutuhkan dari BPBD. Sebelumnya kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Posko Induk COVID-19 OKU," kata Amzar.
Amzar menjelaskan, melihat kondisi tersebut pihaknya langsung menyerahkan bantuan enam unit Alat Pengaman Diri (APD) dan satu kantong jenazah.
"Tiga APD untuk mengurus kepulangan jenazah dan tiganya lagi untuk pemakaman. Kalau soal mengurus jenazah standar COVID-19 itu sudah kewenangan rumah sakit dan Dinas Kesehatan OKU," jelasnya.
Dari tiga APD yang diperuntukkan mengurus kepulangan jenazah tersebut, lanjut dia, dua sudah dipakai untuk sopir ambulan yang membawa jenazah dan satunya dipakai petugas peyemprotan.
"Soal hasilnya nanti negatif atau positif itu belum bisa diketahui. Swabnya saja baru diambil hari ini dan dikirim ke Palembang. Yang jelas sebagai antisipasi bersama, standar penanganan jenasah suspect virus corona sudah ditentukan bagaimana protokolnya," tegasnya.
Sementara itu juru bicara Satgas Penanggulangan COVID-19 OKU, Rozali saat dikonfirmasi secara terpisah belum bisa dihubungi karena saat ditelepon tidak diangkat oleh yang bersangkutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Pasien berjenis kelamin perempuan berinisial Sp (55) warga Desa Air Paoh, Kecamatan Baturaja Timur tersebut langsung dimakamkan di TPU Sarang Elang dengan standar penanganan COVID-19.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, almarhumah dirawat di RS DKT sampai meninggal di ruang isolasi sebagai PDP diduga terjangkit corona.
"Sempat dirawat di ruang perawatan tapi kemudian menunjukkan gejala COVID-19 dan menurut keluarganya baru pulang dari Palembang sehingga dipindahkan ke ruang isolasi," kata Ad salah seorang perawat di RS DKT di Baturaja, Kamis.
Ia mengaku sedikit cemas berdekatan dengan pasien sebelum meninggal meskipun dari rapid test hasilnya negatif.
"Memang dari rapid test hasilnya negatif. Tapi tidak tahu hasil swabnya bagaimana. Karena gejalanya mengarah ke COVID-19 makanya diisolasi," kata dia.
Swab tersebut, kata Ad, sekarang sudah dikirim ke Palembang sekitar pukul 14.00 WIB dan kemungkinan baru diketahui hasilnya tiga hari ke depan.
Kepala BPBD OKU, Amzar Kristopa saat dikonfirmasi membenarkan adanya jenazah yang meninggal dunia di RS DKT diduga terjangkit Corona.
"Benar tadi kami menerima informasi ada pasien yang meninggal di RS DKT. Kami hadir di lokasi untuk memastikan apakah ada peralatan yang dibutuhkan dari BPBD. Sebelumnya kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Posko Induk COVID-19 OKU," kata Amzar.
Amzar menjelaskan, melihat kondisi tersebut pihaknya langsung menyerahkan bantuan enam unit Alat Pengaman Diri (APD) dan satu kantong jenazah.
"Tiga APD untuk mengurus kepulangan jenazah dan tiganya lagi untuk pemakaman. Kalau soal mengurus jenazah standar COVID-19 itu sudah kewenangan rumah sakit dan Dinas Kesehatan OKU," jelasnya.
Dari tiga APD yang diperuntukkan mengurus kepulangan jenazah tersebut, lanjut dia, dua sudah dipakai untuk sopir ambulan yang membawa jenazah dan satunya dipakai petugas peyemprotan.
"Soal hasilnya nanti negatif atau positif itu belum bisa diketahui. Swabnya saja baru diambil hari ini dan dikirim ke Palembang. Yang jelas sebagai antisipasi bersama, standar penanganan jenasah suspect virus corona sudah ditentukan bagaimana protokolnya," tegasnya.
Sementara itu juru bicara Satgas Penanggulangan COVID-19 OKU, Rozali saat dikonfirmasi secara terpisah belum bisa dihubungi karena saat ditelepon tidak diangkat oleh yang bersangkutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020