Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat akan lebih fokus mengawasi Pasar Raya Padang sebagai salah satu kluster penularan Corona Virus Disease (COVID-19) terbesar pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap II yang berlangsung 5-29 Mei 2020.

"Untuk Pasar Raya karena jumlah positif sudah mencapai 38 orang akan dilakukan tes swab kepada 1.100 pedagang yang ada di sana," kata Wali Kota Padang Mahyeldi di Padang, Rabu.

Menurut dia dengan dilakukan tes swab akan segera ketahuan siapa yang positif dan bisa dilakukan isolasi untuk memutus mata rantai penularan kepada yang lain.

Selain itu posko cek poin PSBB yang ada di pusat kota akan dipindahkan ke Pasar Raya dan pasar satelit untuk memperkuat pelaksanaan pengawasan PSBB.

Ia menyampaikan pada pelaksanaan PSBB tahap II juga akan diberlakukan sanksi minimal pembinaan dengan mengacu kepada Perda Ketertiban Umum.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kota Padang hingga 5 Mei 2020 terdapat 2.508 pelaku perjalanan dari daerah terjangkit, 226 orang tanpa gejala, 34 orang dalam pemantauan, 186 pasien dalam pengawasan, 131 positif, 13 meninggal, 37 negatif, 24 sembuh dan 18 menunggu hasil.

Sementara ahli epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang Defriman Djafri Phd menyampaikan dalam pelaksanaan PSBB perlu disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada di masin-masing wilayah.

Ia menyampaikan keberhasilan PSBB tidak hanya dilihat dari jumlah penurunan kasus, tetapi juga indikator proses sebagai respon daerah dalam pencegahan pengendalian COVID-19 pada masa PSBB.

Selain itu ia mendorong semua pihak mulai dari pemerintah, media, masyarakat sipil, komunitas dan perguruan tinggi bersama-sama meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.

Makna besar PSBB adalah ketika terjadi perubahan perilaku pencegahan di masyarakat menjadi sebuah kebiasaan dan budaya ke depan sehingga menjadi pondasi menghadapi gelombang pandemi berikutnya.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020