Musi Rawas (Antara Bengkulu) - Banjir tahunan akibat luapan Sungai Musi dan Sungai Rawas di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan kini melumpuhkan infrastruktur transportasi darat sehingga warga di 7.000 unit rumah seperti terisolasi.

"Banjir tahunan di Kabupaten Musi Rawas kali ini selain merendam lebih dari 7.000 unit rumah warga, juga telah memutuskan sarana transportasi dengan terendamnya jalan penghubung baik jalan desa, jalan kecamatan hingga jalan provinsi," kata Kepala Seksi Penanggulangan Bencana pada Dinas Sosial yang juga koordinator II Taruna Siaga Bencana (Tagana) Evan Saivani, Senin.

"Banjir juga telah mengakibatkan putusnya jembatan gantung seperti yang terjadi di Kecamatan Muara Lakitan yang menghubungkan Desa Semangus Lama dengan Semangus Baru," katanya menambahkan.

Terputusnya jembatan gantung tersebut kata dia, menyebabkan warga Desa Semangus Lama terpaksa harus menggunakan perahu, karena jembatan itu selama ini menjadi satu-satunya transportasi darat penghubung desa dengan daerah lainnya.

Sedangkan jalan yang terendam sehingga tidak bisa dilalui kendaraan antara lain jalan kabupaten di wilayah Kecamatan Rawas Ilir dan sebagian di Kecamatan Karang Dapo, kemudian jalan kabupaten dan jalan provinsi di wilayah Kecamatan Muara Lakitan dan Muara Kelingi. Banjir yang merendam sejumlah rusa jalan ini mulai dari 60 cm hingga 1,5 meter.

Banjir tahunan di Musi Rawas yang terjadi sejak dua pekan belakangan tambah dia, dialami 35 desa dalam lima kecamatan di daerah itu menyusul meluapnya Sungai Musi yang dialami oleh warga yang bermukim di Kecamatan Muara Lakitan dan Muara Kelingi, kemudian Kecamatan Rawas Ilir dan Karang Dapo akibat luapan Sungai Rawas serta dua desa di Kecamatan Megang Sakti akibat meluapnya Sungai Muara Megang.

Sementara itu ketinggian air yang merendam pemukiman warga ini, beberapa hari lalu sempat turun dari 1,5 meter sampai tiga meter menjadi 2,5 meter namun dalam beberapa hari belakangan kembali naik terutama ketinggian air Sungai Musi yang merupakan muara dari belasan anak sungai di Kabupaten Musi Rawas serta daerah-daerah lainnya di Sumsel maupun provinsi lainnya.

Kendati banjir tahunan ini tidak memakan korban jiwa namun jumlah kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah akibat banyaknya harta benda warga yang hilang atau rusak serta ternak maupun tanaman pertanian yang mati akibat banjir. Selain itu sejumlah fasilitas publik seperti sekolah, rumah ibadah, sarana kesehatan, tarnsportasi jalan dan jembatan mengalami kerusakan.

Untuk meringankan korban banjir pihaknya saat ini pihaknya telah mendistribusikan logistik bantuan berupa bahan makanan seperti beras, mie instan, air mineral serta sarden. Sedangkan untuk langkah penanganan kesehatan ditangani langsung oleh dinas terkait dengan pendirian posko kesehatan maupun dapur umum oleh masing-masing kecamatan.

Sementara itu guna mengantisipasi jatuhnya korban jiwa 25 personil Tagana disiagakan pada lima kecamatan termasuk relawan lainnya yang berasal dari TNI/Polri dan pramuka berikut lima unit perahu dolphin.

Berdasarkan informasi dari BMKG yang mereka terima tingkat curah hujan di daerah itu masih tinggi dan diperkirakan terjadi hingga akhir Maret nanti.

Kondisi itu menyebabkan  sejumlah desa yang berada di bantaran sungai di daerah itu diminta agar selalu waspada datangnya banjir yang lebih besar mengingat Sungai Musi dan Sungai Rawas merupakan muara dari sejumlah anak sungai yang di daerah itu serta daerah lainnya yang berbatasan dengan Provinsi Sumsel.(NMD)

Pewarta:

Editor : Ferri Aryanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013