Pemkab Lebong Bengkulu lakukan masa pemulihan usai banjir bandang

Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah melakukan masa pemulihan usai bencana alam banjir bandang yang melanda wilayah itu pada 16 April 2024 lalu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebong Mustarani Abidin saat dihubungi di Lebong, Rabu, mengatakan masa tanggap darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemkab Lebong selama 14 hari terhitung 16 hingga 30 April kemarin.

"Setelah masa tanggap darurat ini berakhir pada 30 April 2024, maka akan dilanjutkan masa pemulihan atau recovery yang akan dilakukan dinas-dinas terkait," kata dia.

Dia menjelaskan, seiring dengan berakhirnya masa tanggap darurat, maka Tim Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) akan menghitung jumlah kerugian dan langsung berkoordinasi dengan Pemprov Bengkulu serta melaporkannya kepada BPPB.

Setelah semuanya dihitung, kata dia, nantinya baru bisa dilihat jumlah kebutuhan anggaran yang dibutuhkan per rumah tersebut.

Untuk bantuan rumah yang terdampak banjir ini akan diupayakan melalui anggaran bantuan tidak terduga (BTT) Pemkab Lebong, dan bantuan Pemprov Bengkulu maupun dari BNPB.

Sementara itu berakhirnya masa tanggap darurat bencana alam banjir bandang di Kabupaten Lebong secara resmi telah berakhir pada 30 April 2024, dan selanjutnya masyarakat sudah bisa beraktivitas kembali seperti biasanya.

Dengan berakhirnya masa tanggap bencana ini maka keberadaan posko penanggulangan bencana yang berada di Kecamatan Lebong Sakti juga resmi ditutup.

Sebelumnya, banjir akibat luapan Sungai Ketahun di Kabupaten Lebong yang terjadi pada Selasa pagi (16/4) telah menyebabkan 29 desa tersebar dalam tujuh kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya Amen dan Kecamatan Lebong Utara.

Berdasarkan data BPBD Lebong diketahui jumlah warga yang terdampak mencapai 2.712 jiwa, kemudian sebanyak 195 unit rumah warga rusak, 35 lokasi infrastruktur rusak, 15 unit fasilitas umum rusak, 15 unit tempat usaha rusak serta puluhan hektare areal pertanian rusak.*