Ular kobra yang meresahkan warga permukiman Kampung Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten akhirnya ditangkap setelah muncul di pintu halaman rumah saat menyerang seekor kucing.
"Kita kejar ular kobra itu dan ditemukan ditumpukan pagar tembok halaman rumah dan sempat menyerang sehingga dilakukan pemukulan dengan tongkat bambu hingga mati," kata Mas Yanto (55), warga Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak, Minggu.
Peristiwa ular kobra itu sejak dua bulan lalu meresahkan warga RI02/10 Kampung Sentral, Rangkasbitung karena kerapkali berkeliaran di permukiman padat penduduk.
Masyarakat setempat tentu sangat ketakutan adanya ular yang bisa mematikan manusia itu. Namun, tiba-tiba Sabtu (23/5) pukul 07.10 WIB ular kobra kembali muncul di depan halaman rumah warga.
Karena itu, warga setempat mengejar ular kobra tersebut hingga bersembunyi ditumpukan pagar dan sempat melakukan serangan sebelum akhirmya bisa dilumpuhkan.
"Kami pukul menggunakan tongkat bambu agar ular yang bisa mematikan itu bisa ketangkap, tetapi ular itu menyerang," katanya.
Tini (60) seorang warga Kabupaten Lebak mengaku dirinya melihat ular kobra itu berhadapan dengan seekor kucing di pintu rumah Mas Yanto sehingga berteriak dan pemilik rumah keluar sambil mengejar ular tersebut.
"Kami merasa ketakutan saat melintasi rumah Mas Yanto melihat ular yang mematikan itu," katanya.
Begitu juga Udin (65) warga setempat mengaku dirinya merasa lega setelah ular kobra ketangkap dan akhirnya mati, sebab ular tersebut sempat masuk ke rumah miliknya.
Ia mengatakan kemungkinan munculnya ular kobra masuk permukiman warga karena populasinya sudah terancam dengan merebaknya pembangunan perumahan.
"Ular kobra berwarna kuning dan kehitaman berukuran tangan dan panjang sekitar dua meter sangat berbahaya dan bisa mematikan jika mengigit manusia itu," katanya.
Yadi (60), warga lainnya mengatakan ia juga sebelumnya sempat diserang ular kobra berukuran panjang yang masuk ke rumah miliknya, namun beruntung serangan ular mematikan itu bisa diantisipasi dengan pemukulan menggunakan kayu panjang untuk mematikan ular tersebut.
"Kami merasa senang setelah ular mematikan itu ketangkap dan akhirnya mati karena sangat meresahkan warga," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi meminta masyarakat mewaspadai ular berbisa menyusul tibanya musim penghujan.
Biasanya, musim hujan itu berkeliaran ular tanah, ular kobra dan ular lainnya yang bisa mematikan itu.
"Kami minta warga tetap waspada terhadap binatang melata yang bisa mematikan itu berkeliaran sehabis hujan," demikian Kaprawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Kita kejar ular kobra itu dan ditemukan ditumpukan pagar tembok halaman rumah dan sempat menyerang sehingga dilakukan pemukulan dengan tongkat bambu hingga mati," kata Mas Yanto (55), warga Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak, Minggu.
Peristiwa ular kobra itu sejak dua bulan lalu meresahkan warga RI02/10 Kampung Sentral, Rangkasbitung karena kerapkali berkeliaran di permukiman padat penduduk.
Masyarakat setempat tentu sangat ketakutan adanya ular yang bisa mematikan manusia itu. Namun, tiba-tiba Sabtu (23/5) pukul 07.10 WIB ular kobra kembali muncul di depan halaman rumah warga.
Karena itu, warga setempat mengejar ular kobra tersebut hingga bersembunyi ditumpukan pagar dan sempat melakukan serangan sebelum akhirmya bisa dilumpuhkan.
"Kami pukul menggunakan tongkat bambu agar ular yang bisa mematikan itu bisa ketangkap, tetapi ular itu menyerang," katanya.
Tini (60) seorang warga Kabupaten Lebak mengaku dirinya melihat ular kobra itu berhadapan dengan seekor kucing di pintu rumah Mas Yanto sehingga berteriak dan pemilik rumah keluar sambil mengejar ular tersebut.
"Kami merasa ketakutan saat melintasi rumah Mas Yanto melihat ular yang mematikan itu," katanya.
Begitu juga Udin (65) warga setempat mengaku dirinya merasa lega setelah ular kobra ketangkap dan akhirnya mati, sebab ular tersebut sempat masuk ke rumah miliknya.
Ia mengatakan kemungkinan munculnya ular kobra masuk permukiman warga karena populasinya sudah terancam dengan merebaknya pembangunan perumahan.
"Ular kobra berwarna kuning dan kehitaman berukuran tangan dan panjang sekitar dua meter sangat berbahaya dan bisa mematikan jika mengigit manusia itu," katanya.
Yadi (60), warga lainnya mengatakan ia juga sebelumnya sempat diserang ular kobra berukuran panjang yang masuk ke rumah miliknya, namun beruntung serangan ular mematikan itu bisa diantisipasi dengan pemukulan menggunakan kayu panjang untuk mematikan ular tersebut.
"Kami merasa senang setelah ular mematikan itu ketangkap dan akhirnya mati karena sangat meresahkan warga," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi meminta masyarakat mewaspadai ular berbisa menyusul tibanya musim penghujan.
Biasanya, musim hujan itu berkeliaran ular tanah, ular kobra dan ular lainnya yang bisa mematikan itu.
"Kami minta warga tetap waspada terhadap binatang melata yang bisa mematikan itu berkeliaran sehabis hujan," demikian Kaprawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020