Mukomuko (Antara) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada 2013 memprogramkan membantu biaya pendidikan semua anak putus sekolah di daerah itu, sehingga mereka dapat menamatkan SMA sederajat.
"Sekarang kami masih mendata jumlah anak putus sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA, termasuk juga bagi anak usia sekolah yang belum masuk sekolah dasar," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Nur Hasni di Mukomuko, Jumat.
Nur Hasni menyampaikan hal itu menyusul masih tingginya angka pastisipasi murni (APM) anak-anak di daerah itu yang putus sekolah.
Ia menyebutkan dalam APM tersebut siswa SD yang tidak lagi melanjutkan pendidikan ke SMP mencapai lima persen dan terbanyak siswa SMP yang putus sekolah dan tidak masuk SMA hampir mencapai 50 persen.
Meskipun pihaknya hanya berpedoman dengan persentase saja tanpa mengetahui jumlah anak yang putus sekolah itu, namun jika ditotalkan secara keseluruhan se kabupaten, jumlah itu cukup banyak.
Ia menjelaskan, selain dapat dibantu dari bantuan operasional sekolah (BOS) khusus biaya pendidikannya, dari APBD setempat juga akan diupayakan ada bantuan berbagai perlengkapan sekolah.
"Akan kita usulkan dananya dalam APBD, kalau dari BOS, kordinasi dengan setiap sekolah, agar membantu agar tidak lagi memungut biaya pendidikan bagi anak putus sekolah," tambahnya.
Terkait dengan kegiatan pendatan anak putus sekolah di daerah itu, kata dia, pihaknya tidak hanya melibatkan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) setiap kecamatan tetapi juga perangkat desa dan kecamatan.
"Semuanya akan dilibatkan dalam pendataan anak putus sekolah untuk mengetahui jumlahnya termasuk permasalahanya sampai anak tersebut putus sekolah," katanya.
Ia menjelaskan, jika ersoalan ekonomi yang menjadi latar belakang anak putus sekolah di daerah itu, hal itu mempermudah instansi ini dalam membantu mereka, kecuali yang sudah menikah.
Lebih lanjut, ia berharap, dalam program tersebut, nak putus sekolah dapat minimal dapat menamatkan jenjang pendidikan setingkat SMA. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Sekarang kami masih mendata jumlah anak putus sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA, termasuk juga bagi anak usia sekolah yang belum masuk sekolah dasar," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Nur Hasni di Mukomuko, Jumat.
Nur Hasni menyampaikan hal itu menyusul masih tingginya angka pastisipasi murni (APM) anak-anak di daerah itu yang putus sekolah.
Ia menyebutkan dalam APM tersebut siswa SD yang tidak lagi melanjutkan pendidikan ke SMP mencapai lima persen dan terbanyak siswa SMP yang putus sekolah dan tidak masuk SMA hampir mencapai 50 persen.
Meskipun pihaknya hanya berpedoman dengan persentase saja tanpa mengetahui jumlah anak yang putus sekolah itu, namun jika ditotalkan secara keseluruhan se kabupaten, jumlah itu cukup banyak.
Ia menjelaskan, selain dapat dibantu dari bantuan operasional sekolah (BOS) khusus biaya pendidikannya, dari APBD setempat juga akan diupayakan ada bantuan berbagai perlengkapan sekolah.
"Akan kita usulkan dananya dalam APBD, kalau dari BOS, kordinasi dengan setiap sekolah, agar membantu agar tidak lagi memungut biaya pendidikan bagi anak putus sekolah," tambahnya.
Terkait dengan kegiatan pendatan anak putus sekolah di daerah itu, kata dia, pihaknya tidak hanya melibatkan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) setiap kecamatan tetapi juga perangkat desa dan kecamatan.
"Semuanya akan dilibatkan dalam pendataan anak putus sekolah untuk mengetahui jumlahnya termasuk permasalahanya sampai anak tersebut putus sekolah," katanya.
Ia menjelaskan, jika ersoalan ekonomi yang menjadi latar belakang anak putus sekolah di daerah itu, hal itu mempermudah instansi ini dalam membantu mereka, kecuali yang sudah menikah.
Lebih lanjut, ia berharap, dalam program tersebut, nak putus sekolah dapat minimal dapat menamatkan jenjang pendidikan setingkat SMA. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013