Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyatakan terjadi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu, dan selama periode Januari-Mei 2020 sudah mencapai 96 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Syamsir melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Hamka di Rejang Lebong, Kamis, jumlah warga yang terjangkit DBD ini sudah mendekati angka total kasus sepanjang 2019 yakni 109 kasus, kendati demikian belum ada korban yang meninggal dunia.
Ia mengatakan jumlah penderita DBD tersebut tersebar di 21 Puskesmas dalam 15 kecamatan serta RSUD Curup.
"Terhitung Januari sampai akhir Mei 2020 ini, jumlah kasus DBD positif sudah mencapai 96 kasus, jumlah ini tampaknya masih akan terus mengalami penambahan sampai akhir tahun nanti," kata dia.
Adapun rincian kasus DBD yang menyerang warga setempat antara lain pada Januari sebanyak enam kasus, Februari 10 kasus, Maret 15 kasus, April sebanyak 40 kasus dan Mei sebanyak 25 kasus.
Dia menambahkan, meningkatnya jumlah kasus DBD di tengah pandemi COVID-19 ini karena saat pengaruh musim hujan sehingga kemungkinan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti cukup besar karena banyaknya genangan air.
Untuk meminimalisir penyebaran kasus DBD ini, dia mengimbau masyarakat Rejang Lebong meningkatkan program gotong royong guna pembersihan lingkungan guna memberantas sarang nyamuk.
"Masyarakat Rejang Lebong juga melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras bak air, menutup tempat air, dan mengubur barang bekas, serta menaburkan bubuk abate di sumber air," kata Hamka.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Syamsir melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Hamka di Rejang Lebong, Kamis, jumlah warga yang terjangkit DBD ini sudah mendekati angka total kasus sepanjang 2019 yakni 109 kasus, kendati demikian belum ada korban yang meninggal dunia.
Ia mengatakan jumlah penderita DBD tersebut tersebar di 21 Puskesmas dalam 15 kecamatan serta RSUD Curup.
"Terhitung Januari sampai akhir Mei 2020 ini, jumlah kasus DBD positif sudah mencapai 96 kasus, jumlah ini tampaknya masih akan terus mengalami penambahan sampai akhir tahun nanti," kata dia.
Adapun rincian kasus DBD yang menyerang warga setempat antara lain pada Januari sebanyak enam kasus, Februari 10 kasus, Maret 15 kasus, April sebanyak 40 kasus dan Mei sebanyak 25 kasus.
Dia menambahkan, meningkatnya jumlah kasus DBD di tengah pandemi COVID-19 ini karena saat pengaruh musim hujan sehingga kemungkinan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti cukup besar karena banyaknya genangan air.
Untuk meminimalisir penyebaran kasus DBD ini, dia mengimbau masyarakat Rejang Lebong meningkatkan program gotong royong guna pembersihan lingkungan guna memberantas sarang nyamuk.
"Masyarakat Rejang Lebong juga melakukan gerakan 3M plus, yakni menguras bak air, menutup tempat air, dan mengubur barang bekas, serta menaburkan bubuk abate di sumber air," kata Hamka.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020