Pejabat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan program sepekan pelayanan KB di daerah itu diikuti ribuan warga setempat.

Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) DP3A-PPKB Rejang Lebong Asrawani saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu mengatakan pelaksanaan program sepekan pelayanan KB tersebut guna memastikan masyarakat Rejang Lebong, khususnya pasangan usia subur (PUS), tidak putus pakai alat kontrasepsi selama pandemi COVID-19 yang sedang melanda Tanah Air saat ini.

"Sejak dilaksanakan mulai dari tanggal 22 Juni lalu sampai hari ini masyarakat yang mengikutinya cukup signifikan jumlahnya mencapai ribuan akseptor," kata dia.

Dia menambahkan, program pelayanan sepekan KB ini merupakan inovasi Pemkab Rejang Lebong, di mana jumlah akseptor yang mengikutinya mencapai 3.036 orang dengan rincian, pengguna IUD sebanyak 42 akseptor, kemudian implan 751 akseptor, suntik KB sebanyak 797 akseptor, pil 947 akseptor dan pengguna kondom 499 akseptor.

Program pelayanan sepekan KB ini selain bertujuan untuk tidak terputusnya pemakaian alat KB selama masa pandemi COVID-19, juga dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional 2020, serta untuk menyukseskan pelayanan sejuta akseptor tingkat nasional.

Jumlah peserta KB yang dilayani oleh 21 puskesmas tersebar dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong itu, kata Asrawani, akan terus bertambah karena akan dilaksanakan hingga Senin (29/6), dan kegiatan puncaknya akan dipusatkan di Puskesmas Simpang Nangka, Kecamatan Selupu Rejang.

Pada program ini pihaknya melibatkan seluruh puskesmas, bidan desa hingga petugas penyuluh KB, dalam pelaksanaannya pasangan usia subur diminta menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), seperti implan, IUD, modus operasi pria (MOP) dan modus operasi wanita (MOW).

Dia berharap, kalangan PUS di Kabupaten Rejang Lebong tetap menggunakan alat kontrasepsi kendati harus berdiam di rumah saja. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya ledakan kehamilan, apalagi data dari Pemprov Bengkulu menyatakan selama pandemi COVID-19 terdapat 4.000 PUS yang putus alat kontrasepsi.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020