Siapa nyana jika ternyata bencana alam yang terjadi di Sulawesi Tengah pada Agustus 2012 justru di satu sisi membawa berkah tersendiri bagi Bulog sebagai salah satu perusahaan umum yang mengelola perberasan nasional di daerah itu.

Bencana alam banjir bandang yang terjadi pada 25 Agustus 2012 di Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong tidak hanya mengakibatkan dua orang warga Desa Gangga tewas tertimbun lumpur, tetapi juga ratusan rumah penduduk di sejumlah desa porak-poranda.

Bahkan tidak cuma itu, bencana tersebut juga sempat memutuskan jalur Trans Sulawesi Parigi-Poso karena jembatan Desa Boyangtongo sebagian dibawa banjir.

Berikutnya aliran listrik selama hampir dua bulan terputus karena beberapa tiang jaringan roboh karena amukan banjir.

Selain itu, lebih 1.000 hektar areal pertanian dan perkebunan masyarakat di sejumlah desa paling parah seperti di Desa Gangga dan Lemusa mengalami gagal panen.

Namun dibalik bencana alam banjir bandang yang diduga kuat sebagai akibatkan dari ulah sebagain orang yang tidak bertangung jawab membuka lahan kebun dengan membabat hutan di sekitarnya dan juga karena adanya illegal logging justru membawa rejeki bagi Perum Bulog Sulawesi Tengah.

Kepala Bulog Sulteng Achmad Ma'mun mengatakan selama poros jalan Trans Sulawesi di Desa Boyangtongo terputus akibat banjir bandang menghajar jembatan setempat hingga putus, praktis hasil panen petani berupa beras tidak bisa dibawa keluar.

Selama ini, katanya, beras hasil produksi petani di Kecamatan Parigi Moutong dan sebagian dari Poso Pesisir di Kabupaten Poso banyak dibeli para pedagang dari luar seperti Manado dan Gorontalo.

Tetapi selama jembatan belum diperbaiki dan kendaran-kendaraan dari Manado, Gorontalo, Palu menuju Poso, Palopo, Toraja dan Makassar terpaksa harus melewati jalur alternatif lewat Palu-Napu, para pedagang dari luar enggan membeli beras petani di Kecamatan Parigi Selatan dan Sausu.

      
Menguntungkan Bulog
Karena beras produksi petani tidak bisa dibawa keluar, maka mau tidak mau para pedagang dan rekanan Bulog membeli langsung kepada petani lalu menjualnya kepada Bulog sesuai standar harga yang ditetapkan pemerintah.

Sejak saat itulah, gudang Bulog  yang ada di sekitar lokasi bencana alam di Kecamatan Parigi Selatan dan Sausu setiap harinya ramai dari kegiatan pembelian beras.

Setiap hari, kata Achmad terjadi transaksi penjualan beras di gudang-gudang Bulog yang ada di sekitarnya. Otomatis pembelian Bulog meningkat.

Meski demikian, Bulog dalam membeli beras petani tetapi mengacu kepada standar dan persyaratan mutu karena bagaimanapun kualitas yang tetap menjadi prioritas utama dalam pembelian.

Ia mengaku sejumlah gudang beras Bulog yang ada di Kabupaten Parigi Moutong terutama di Desa Dolago, Tolay dan Sausu penuh dengan stok beras.

Bahkan karena sudah penuh, maka sebagian dari stok yang ada harus dipindahkan ke gudang lainnya baik yang ada di daerah itu maupun di Palu.

Berdasarkan data yang ada, realisasi pengadaan beras dilakukan Bulog Sulteng selama Januari-Desember 2012 sekitar 30.000 ton.

Pengadaan beras sebanyak itu, kata Achmad melebihi target yang ditetapkan Bulog hanya berkisar 25.000 ton. "tapi kenyataanya bisa mencapai sekitar 30.000 ton," katanya.

Dan sebagian besar dari realisasi pembelian beras sebanyak itu dipasok dari Kabupaten Parigi Moutong yang selama ini sebagai lumbungan beras Sulteng.

Kabupaten Parigi Moutong  berada pada jalur Trans Sulawesi yang menghubungan sejumlah provinsi seperti Sulut, Gorontalo,Sulteng dan Sulsel.

Keberhasilan dalam pengadaan beras tentu tidak semata-mata karena hasil kerja keras dari Bulog, tetapi juga yang paling berperan penting di sini adalah mitra kerja (pihak swasta).

Khususnya para pedagang dan juga rekanan-rekanan Bulog di daerah-daerah, termasuk di Kabupaten Parigi Moutong gencar melakukan pembelian.

        
Sejarah
Kepala Perum Bulog Sulteng Achmad Ma'mun juga mengatakan bahwa realisasi pengadaan beras pada 2012 yang menccapai 30 ribu ton tersebut merupakan sejarah karena sebelumnya tidak pernah terjadi seperti itu.

"Terus terang sepanjang sejarah Bulog (dahulu masih Dolog) pengadaan beras di Sulteng tidak pernah sampai 30 ribu ton," katanya.

Dalam tiga tahun terakhir saja (2009) pengadaan beras di Sulteng hanya berkisar 6.000 ton, (2010) meningkat jadi 10.000 ton (2011) meningkat lagi menjadi 14.000 ton dan (2012) mengalami peningkatan yang cukup besar hingga mencapai 30.000 ton.

Penyebab peningkatan tersebut selain karena hasil panen petani lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya, juga karena beras produksi petani ti Kabupaten Parigo Moutong dan Poso tidak bisa dibawa keluar akibat jalur Trans Sulawesi lewat Desa Boyangtongo Kecamatan Parigi Selatan sempat putus total selama beberapa bulan.

Kesuksesan Bulog Sulteng dalam hal tingkat penyerapan beras petani yang meningkat cukup luar biasa tersebut ternyata mendapatkan apresiasi dari Dirut Bulog dan juga pemerintah pusat.

Dirut Bulog dan Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan kepada Perum Bulog Sulawesi Tengah atas keberhasilan dalam menyerap beras produksi petani lebih besar dari target yang diharapkan.  

Penghargaan itu diterima Kepala Perum Bulog Sulteng Achmad Ma'mun pada 7 Februari 2013 langsung diserahkan oleh  Menteri BUMN Dahlan Iskan di Jakarta.

Pemberian penghargaan sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah bertepatan dengan pelaksanaan HUT ke-10 Perum Bulog di di Gudang Bulog DKI Jakarta.

Selain itu, salah satu buruh dari gudang beras Bulog Sulteng atas nama Sudin juga mendapat apresiasi dalam bentuk uang tunai sebesar Rp2 juta dari menteri.

Sudin merupakan salah satu buruh yang sudah 25 tahun mengabdikan dirinya sebagai pengangkut beras di gudang beras Bulog di Kelurahan Tondo Palu Timur.

Atas pengabdiannya itu, ia bersama sejumlah buruh dari daerah lainnya mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Pada 2013 ini, Bulog Sulteng menargetkan pembelian beras petani sebanyak 20.000 ton dan realisasi pembelian sampai saat ini baru sekitar 170 ton.

Meski pengadaan masih tampak seret karena belum berlangsung panen raya yang diperkirakan baru terjadi pada Mei-Juni 2013, namun Achmad tetap optimistis target terpenuhi.

    
Jaga Kualitas
Bulog Sulawesi Tengah juga terus berupaya menyediakan beras dengan kualitas terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu.

Ia mengatakan beras hasil pembelian dari petani dijamin mutunya bagus. Bulog membeli beras produksi petani di seluruh sentra produksi beras di Sulteng tetap mengacu kepada persyaratan dan standar harga yang ditetapkan pemerintah.

"Sangat tidak baik jika kualitas berasnya jelek, tetapi dibeli Bulog," katanya.

Menurut dia, dalam membeli beras Bulog tetap akan memperhatikan soal kualitasnya. Namun demikian, lanjut Achmad, tidak menutup kemungkinan ada beras yang dibeli Bulog dan disimpan di gudang, kemudian setelah disalurkan kepada masyarakat ternyata mutunya jelek.

Jika hal itu terjadi, Bulog segera akan mengganti kembali dengan beras yang  kualitas lebih bagus sesuai dengan jumlahnya.

Selama ini jika ada raskin yang disalurkan Bulog kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) di Sulteng ternyata kualitasnya jelek langsung diganti kembali.

Biasanya, begitu mendapat laporan, tim raskin Bulog langsung menarik beras jelek dan menggantinya dengan kualitas bagus.

Raskin yang didistribusikan Bulog dijamin sama dengan beras medium yang dijual para pedagang di pasar-pasar trandisional.

Sejumlah warga mengemukakan raskin yang disalurkan Bulog kepada mereka kualitasnya semakin lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau pada tahun-tahun sebelumnya raskin biasanya berulat dan banyak kutu, tetapi sekarang mutunya sama dengan beras yang dijual pedagang di pasar-pasar," kata Mariana, seorang penerima raskin di Palu.

Hal senada juga disampaikan Maria, salah seorang rumah tangga sasaran (RTS) di bilangan Jl Malaya, Kecamatan Palu Selatan.

Ibu rumah tangga itu juga mengatakan raskin selama 2012 tidak lagi menerima raskin yang mutunya jelek. "Raskin yang kami terima, termasuk jatah Januari-Februari 2013 yang baru disalurkan 07 Maret 2013 kualitasnya bagus," katanya.

Ini membuktikan bahwa Bulog sebagai penyalur raskin untuk para RTS benar-benar menjaga kualitas beras.

Pewarta: Oleh Anas Masa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013