Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Bengkulu tengah meneliti efektivitas tes usap menggunakan metode "pooling" guna mempercepat pemeriksaan orang terduga terjangkit COVID-19.
"Sedang diteliti dan hasilnya masih menunggu dari Fakultas Kedokteran," kata Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Bengkulu, Sigit Sudjatmiko di Bengkulu, Kamis.
Ia menambahkan metode pooling adalah mengambil sampel lima pasien terduga terpapar COVID-19 dijadikan satu kemudian dites menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Jika hasil pemeriksaan negatif COVID-19 maka kelima pasien tersebut dinyatakan sehat namun jika hasil tersebut positif maka akan dilakukan tes usap satu per satu terhadap lima pasien tersebut.
Sigit menyebutkan keunggulan metode pooling yaitu dapat mempercepat pemeriksaan contohnya jika populasi sebanyak 1.000 orang berarti hanya 200 sampel yang akan diperiksa dan hanya butuh waktu 5 hari hasil sample bisa keluar.
Namun metode ini juga memiliki kelemahan yaitu belum banyak digunakan orang dan hasil risetnya juga belum dipublikasikan.
"Namun beberapa tempat sudah menerapkan teknik pooling ini seperti Universitas Andalas, Universitas Riau, Makasar, Bali dan lainnya," ujarnya.
Lanjut Sigit, Jum'at besok hasil pemeriksaan akan keluar, jika metode pooling bisa digunakan maka seluruh karyawan dan dosen yang bekerja di Unib sekitar 1.700 orang akan melakukan swab pooling.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Sedang diteliti dan hasilnya masih menunggu dari Fakultas Kedokteran," kata Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Bengkulu, Sigit Sudjatmiko di Bengkulu, Kamis.
Ia menambahkan metode pooling adalah mengambil sampel lima pasien terduga terpapar COVID-19 dijadikan satu kemudian dites menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Jika hasil pemeriksaan negatif COVID-19 maka kelima pasien tersebut dinyatakan sehat namun jika hasil tersebut positif maka akan dilakukan tes usap satu per satu terhadap lima pasien tersebut.
Sigit menyebutkan keunggulan metode pooling yaitu dapat mempercepat pemeriksaan contohnya jika populasi sebanyak 1.000 orang berarti hanya 200 sampel yang akan diperiksa dan hanya butuh waktu 5 hari hasil sample bisa keluar.
Namun metode ini juga memiliki kelemahan yaitu belum banyak digunakan orang dan hasil risetnya juga belum dipublikasikan.
"Namun beberapa tempat sudah menerapkan teknik pooling ini seperti Universitas Andalas, Universitas Riau, Makasar, Bali dan lainnya," ujarnya.
Lanjut Sigit, Jum'at besok hasil pemeriksaan akan keluar, jika metode pooling bisa digunakan maka seluruh karyawan dan dosen yang bekerja di Unib sekitar 1.700 orang akan melakukan swab pooling.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020