"Yerusalem...Yerusalem...lihatlah Rajamu....Hosana terpujilah, Kristus Raja Maha jaya," demikian penggalan lantunan koor siswa/siswi SMA Katolik Surya Atambua, Ibu kota Kabupaten Belu, saat mengiringi misa Minggu Palma, di Gereja Katedral Atambua.

Misa agung Minggu Palma yang dipimpin oleh Uskup Atambua, Mgr Dominikus Saku, Pr. menurut tradisi gereja, untuk mengingatkan umatnya ketika Yesus Kristus masuk ke Yerusalem, dijemput dan diarak di kota itu, sebelum akhirnya disalibkan,.

Dalam homilinya, Uskup Mgr Dominikus mengatakan, peringatan Minggu Palma sebagai sebuah tradisi gereja, mau memberikan pesan kepada seluruh umat katolik sejagad akan sebuah persiapan kematian Yesus yang merupakan anak Allah yang diutus untuk membesakan dosa umat-Nya, dengan mati di kayu salib.

Dalam semuanya itu, Allah melalui Yesus Kristus mau menyampaikan suasana yang aman dan damai, kendatipun harus mendapatkan perlakuan keji, karena mati dengan cara yang keji, bak seorang penjahat yang menerima hukuman penyaliban.

"Yesus mau memberikan ajaran iman kepada kita umat-Nya untuk terus memberikan damai kepada sesama, kendati masing-masing kita mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dan melebihi apa yang sesungguhnya harus kita peroleh," kata Uskup Dominikus.

Sebagai umat Katolik, lanjut Uskup Dominkus, Allah telah mengajarkan tentang pemberian maaf kepada sesama yang bersalah, sebagaimana yang diajarkan dalam doa 'Bapa Kami' yang merupakan doa sentral karena diajarkan sendiri oleh Yesus.

Pemberian pengampunan sebagai manusia lemah lanjut Uskup Dominikus memang sungguh sangat sulit, namun sebagai anak-anak Kristus, perbuatan memaafkan sebagai lambang kasih yang merupakan ajaran sentral Kristus, harus bisa dilakukan, dengan penuh sukacita dan tulus.

Dengan begitu, ajaran kasih Allah yang disampaikan Yesus Kristus selama berkarya menjadi manusia di dunia, bisa dilaksanakan dengan penuh iman.

Selain melambangkan kedamaian, Minggu Palma, menurut Uskup Dominukus, menggambarkan semua sukacita kemenangan, seorang yang kudus menurut ajaran iman Katolik. Karena itulah, Yesus Kristus selaku Raja Damai dan Pemenang atas maut, mendaraskan dengan memasuki Yesrusalem, dalam sebuah skenarioa besar penyelamatan umat manusia, sebelum disalib, wafat dan bangkit dengan jaya.

"Kemenangan Kristus dalam kebangkitan-Nya, adalah merupakan kemenangan seluruh umat Katolik sejagad yang memiliki iman teguh kepada peristiwa iman, dalam perayaan Paskah," katanya.

Dengan kebangkitan Yesus dari alam maut, setelah kematiannya, mau menujukan kekealan kehidupan setelah kematian, bagi setiap manusia yang percaya kepada Allah. "Yesus kristus dijadikan sebagai jalan iman umat kristen untuk sebuah kehiudpan yang abadi dan kekal, setelah kehidupan di jagad yang sementara ini," katanya.

Ribuan umat, di wilayah batas negara RI-Timor Leste itu, mengikuti peringatan Minggu Palma, dengan penuh hikmah.

    
                                        Tradisi gereja di Minggu Palma
Minggu Palma adalah hari raya Kristen yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah. Perayaan ini ada pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19.    

Perayaan ini merupakan perayaan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum Dia disalibkan. Masuknya Yesus ke kota suci atau Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian.

Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem. Dalam liturgi Minggu Palem, umat dibagikan daun palem dan ruang gereja dipenuhi ornamen .

Daun palem adalah simbol dari kemenangan. Daun palem ini membawa arti ke arah simbol Kristen. Daun palem digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun pelem di antara tempat atau tambahan untuk instrumen dari kesyahidan.

Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih jelas lagi, hal itu diasosiasikan dengan kejayaan-Nya memasuki Yerusalem.

Daun palem memiliki warna hijau, hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Oleh karena itu simbol kemenangan dari musim semi di atas musim salju atau kehidupan di atas kematian, menjadi sebuah campuran dari kuning dan biru itu juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.

Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi. Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem.

Ini menyatakan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang, di mana ada kedamaian.

Hal itulah, yang akhirnya menjadikan Minggu Palma sebagai sebuah perisitiwa iman yang penting bagi umat Kristen sejagad dalam menanti kemenangan di Hari Raya Paskah. (ANT)

Pewarta: Yohanes Adrianus

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013