Kalangan petani ikan di Desa Belumai I dan Belumai II di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini mulai bangkit dengan kembali menekuni aktivitas sebagai pembudidaya ikan air tawar pascabanjir bandang yang melanda daerah itu pada Mei 2020 lalu.

Herman (63), salah seorang petani ikan yang ada di Desa Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) saat ditemui, Kamis, mengatakan banjir bandang yang terjadi pada Mei lalu menyebabkan belasan petani ikan di daerah itu mengalami kerugian hingga mencapai Rp1,2 miliar akibat ratusan ton ikan hanyut terbawa banjir.

"Saat ini sebagian petani sudah mulai mengisi kembali kolamnya dengan benih ikan, tetapi ada juga yang belum karena kolamnya rusak, bahkan ada yang tidak bisa lagi digunakan dan harus dibangun lagi," kata dia.

Herman menjelaskan, masyarakat yang terlibat dalam pembudidayaan ikan air tawar jenis nila dan emas tersebut tergabung dalam kelompok Salayu dengan jumlah anggota sebanyak 10 orang, di mana mereka ini sudah menekuninya sejak 20 tahun lalu.

"Banjir bandang yang terjadi bulan Mei kemarin merupakan yang kedua kalinya, sebelumnya tahun 2017 juga kejadian seperti ini. Akibat bajir bandang bulan Mei kemarin saya masih terhutang pakan ikan yang hanyut mencapai ratusan juta," urainya.

Setelah empat bulan berlalu, dirinya bersama rekan-rekannya saat ini kembali menekuni usaha membudidayakan ikan air tawar guna membayar angsuran hutang maupun memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di tengah menurunya daya beli masyarakat akibat pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air dan belahan dunia lainnya.

Dia berharap, usaha perikanan yang ditekuninya itu bisa kembali normal sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta membayar angsuran hutang akibat banjir beberapa bulan lalu.

Sementara itu, Kabid Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Aryanto mengatakan Desa Belumai I dan Belumai II di Kecamatan Padang Ulak Tanding merupakan sentra penghasil ikan air tawar di Kabupaten Rejang Lebong, dalam setahunnya kawasan itu bisa menghasilkan lebih dari 3.500 ton ikan segar.

"Budidaya ikan air tawar yang dilaksanakan petani ikan di Desa Belumai I dan Belumai II ini dengan memanfaatkan kolam air deras dan ada juga kolam air tenang. Hasil perikanan ini kemudian dipasarkan ke Kota Palembang, Bengkulu dan hingga ke Jambi," terangnya.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020