Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu bekerja sama dengan Universitas Bengkulu (Unib) tengah merancang silabus pendidikan siaga bencana untuk pelajar.

"Sudah dirancang silabusnya bekerja sama dengan Unib, mudah-mudahan pengetahuan tentang siaga bencana dapat dimasukkan dalam kurikulum," kata Kepala BPBD Kota Bengkulu Syaifuddin di Bengkulu, Senin.  

Ia mengatakan, pemahaman tentang siaga bencana perlu diberikan sejak dini kepada pelajar karena Kota Bengkulu merupakan daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami.

Kesiapsiagaan komponen sekolah dalam pengurangan risiko bencana, menurut dia, perlu ditingkatkan dengan menjadikan seluruh sekolah di kota itu sebagai sekolah siaga bencana.

Sekolah siaga bencana, kata dia, sudah dirintis oleh PMI bekerja sama dengan Palang Merah Jerman atau "German Red Cross".

"PMI dan lembaga donor ini sudah merintis beberapa sekolah siaga bencana, jadi bahan untuk belajar sudah banyak, tinggal distribusi ke sekolah lain," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pelayanan PMI Provinsi Bengkulu Vice Ellese mengatakan, PMI Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Palang Merah Jerman sudah membentuk 85 sekolah siaga bencana di delapan kabupaten dan kota di daerah itu.

"Tahun 2011 ada 45 sekolah yang dirintis menjadi sekolah siaga bencana, sebelumnya tahun 2010 sudah ada 40 sekolah," katanya.

Sekolah tersebut tersebar di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Muko Muko dan Rejang Lebong.

"Sedangkan pada 2011 dirintis di Kabupaten Kaur, Seluma, Lebong dan Bengkulu Selatan," tambahnya.

Menurut dia, sekolah siaga bencana itu bukan dari bentuk bangunan tapi memberikan pendidikan siaga bencana kepada siswa untuk mengurangi risiko bencana.

"Pada akhir program nanti mereka akan melakukan simulasi bencana dan model standar operasi prosedur (SOP) yang dibuat akan dipraktikkan, di mana ada pembagian peran yang jelas saat bencana terjadi," jelasnya.

Penentuan sekolah siaga bencana harus ada komitmen dari pihak sekolah untuk bekerja sama dengan PMI.

Ancaman bencana di setiap daerah juga menjadi pertimbangan penting seperti Kota Bengkulu, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kaur yang rawan gempa dan tsunami.

Sedangkan Lebong rawan banjir dan gempa bumi sementara Rejang Lebong rawan gempa vulkanik dan gunung api.

Pada penerapan program tersebut, PMI akan melibatkan Palang Merah Remaja (PMR) yang sudah terbentuk di sekolah-sekolah.

"Mereka akan dilibatkan untuk memberikan materi siaga bencana kepada murid-murid lainnya," katanya.

Menurutnya program ini membutuhkan dana yang besar sehingga diharapkan akan diadopsi oleh dinas pendidikan untuk dijadikan kurikulum pendidikan sehingga siaga bencana akan menjadi karakter setiap siswa. (T.KR-RNI/R014)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012