Kalangan petani ikan di sentra budidaya ikan air tawar di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu mengeluhkan rendahnya harga jual ditingkat petani di wilayah itu.

"Saat ini harga jual ikan borongan ditingkat petani hanya Rp17.500 per kg, idealnya ini Rp21.000 per kg atau impasnya Rp19.000 per kg, kalau kurang dari itu kami rugi karena biaya pakannya sangat tinggi, sudah Rp9.250 per kg," kata Sumarna (45), salah seorang petani ikan sistem kolam air desa di Desa Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Minggu.

Dia menambahkan, rendahnya harga jual ikan segar ditingkat petani tersebut telah terjadi sejak tiga bulan lalu atau saat penyebaran COVID-19 melanda kota-kota di wilayah Sumatera.

Harga ikan nila ini mengalami penurunan dari sebelumnya berkisar Rp21.000 per kg, kemudian turun menjadi Rp19.000 dan terakhir turun menjadi Rp17.500 per kg.

Akibat penurunan harga jual ini membuat usaha perikanan yang mereka tekuni terancam merugi, karena harga pakan ikan yang mereka ambil dari mitra kerja selaku pemasok pakan sudah Rp9.250 per kg atau Rp426.500 per zak ukuran 50 kg.

"Kolam saya ini berukuran 18x60 meter yang berisi 200.000 ekor ikan nila, setiap harinya menghabiskan hingga 10 zak pakan atau sebanyak 500 kg, namun karena krisis seperti ini terpaksa saya kurangi menjadi 5 zak atau 250 kg per hari. Pakan yang kami berikan ini akan menghasilkan daging ikan sekitar 50 sampai 60 persen," ungkapnya.

Akibat berkurangnya pakan yang diberikan kepada ikan dikolamnya itu, maka usia panen ikan pun bertambah dari 4 bulan menjadi 5 bulan. Jika kondisinya normal ikan yang dihasilkan dari kolamnya itu bisa mencapai 30 ton atau lebih dari Rp500 juta.

"Ini kelihatannya saja besar, tetapi penghasilan kami sedikit. Semua pakan ini didrop oleh mitra, kami hanya menyiapkan kolam dan bibit ikan. Ikan yang dihasilkan ini hanya 50 persen jumlah pakan yang diberikan, kalau 30 ikan berarti pakannya bisa lebih dari 50 ton. Semoga saja harga ikan ini bisa naik dan stabil seperti sebelum corona datang," urainya.

Sementara itu, Kepala UPT Balai Benih Ikan (BBI) Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Edy Sukriawan menyebutkan jika di daerah itu terdapat 100 rumah tangga perikanan (RTP), tersebar di Desa Belumai I dan Belumai II.

Para pelaku usaha perikanan ini kata dia, menjalin kerjasama dengan mitra baik perusahaan maupun perorangan untuk pengadaan pakan dan selanjutnya setelah panen ikan akan dijual kepada mitra mereka dengan harga yang ditentukan oleh pemodal.
 

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020