“Baru pertama ini kami melakukan uji coba budi daya ikan patin di air payau daerah ini. Selama ini petani setempat membudiayakan ikan patin di air tawar,” kata Selamat, petani dari Kelurahan Bandar Ratu di Mukomuko, Jumat.
Petani dari wilayah ini menggunakan sebanyak 15 ribu bibit ikan patin. Selanjutnya petani tersebut membudidayakan ikan patin sebanyak ini dalam empat kolam keramba.
Lulusan D1 Perikanan di Akademi Komunitas Mukomuko (Akom) ini mulai mengembangkan budi daya ikan patin dalam kolam keramba air payau sejak empat bulan terakhir.
Ia mengatakan, saat satu hingga dua bulan pertama hampir setiap hari ada saja ikan patin yang ditemukan mati di dalam kolam keramba ini.
Menurutnya, ikan patin tersebut pada bulan pertama dan kedua banyak yang mati karena ikan tersebut dalam proses adaftasi dengan lingkungannya. Kini ikan tersebut jarang ditemukan mati.
“Saya tidak tahu berapa banyak ikan patin yang mati, tetapi masih banyak ikan patin yang masih bertahan,” ujarnya pula.
Selain itu, petani di wilayah ini membuat pakan buatan sendiri guna menekan biaya pengeluaran untuk membeli pakan ikan. Karena biaya budi daya ikan yang paling besar itu dari pakan.
Petani ini membuat pakan ikan berupa pelet menggunakan campuran ikan rucah atau ikan kecil dan ikan asin lalu dedak dan ampas tahu. Pakan buatan ini mampu menekan biaya pengeluaran untuk membeli pakan ikan mencapai 30 persen.
Ia berharap, dengan adanya budi daya ikan dalam kolam keramba air payau ini dapat menjadi pencontohan bagi petani yang ingin mmebudidayakan ikan patin di air payau di daerah ini.