Pekanbaru (Antara Bengkulu) - Sebanyak 94 titik panas muncul di Provinsi Riau sejak Senin (15/4), kata analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Warih Budi Lestari.

"Satelit NOAA 18 mendeteksi sebanyak 94 titik panas tersebut tersebar di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Riau," katanya  kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Dia mengatakan, ada sembilan wilayah kabupaten yang terdeteksi kemunculan titik panas, terbanyak berada di Kabupaten Indragiri Hulu yakni mencapai 20 titik.

Kemudian di Kabupaten Bengkalis, demikian Warih, satelit NOAA 18 mendeteksi kemunculan sebanyak 16 titik panas dan di Kabupaten Pelalawan ada sebanyak 15 'hotspot'.

Selanjutnya titik panas juga bermunculan di Kabupaten Rokan Hulu dan Siak masing-masing terdeteksi sembilan 'hotspot'.

Ada juga titik panas di Kabupaten Kuansing sebanyak sepuluh titik dan di Kabupeten Rokan Hilir dan Kampar masing-masing tujuh 'hotspot'.

"Sementara sisanya, ada satu titik di Kabupaten Indragiri Hilir. Total keseluruhan jumlah titik api di Riau mencapai 94," kata Warih.

Warih menjelaskan, kemunculan titik panas juga terdeteksi berada di sejumlah wilayah provinsi lainnya di Sumatra.

Seperti di Provinsi Jambi, menurut dia, satelit NOAA 18 mendeteksi kemunculan sebanyak 14 'hotspot' dan di Sumatra Barat ada sebanyak 13 titik.

Kemudian di Sumatera Utara terdeteksi ada sebanyak enam titik panas dan di Lampung ada sebanyak dua titik.

Sementara dua titik api lainnya, demikian Warih, terdeteksi di Sumatra Selatan dan Bengkulu masing-masing satu 'hotspot'.

"Kemunculan titik panas ini bisa akan lebih parah mengingat suhu udara di sejumlah wilayah di Sumatra khususnya Riau memang tengah dalam kondisi ekstrem. Hal itu disebabkan adanya sejumlah daerah tekanan rendah yang mengakibatkan masa udara tertarik ke pusat kejadian," katanya. (ANTARA)

Pewarta: Fazar Muhardi

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013