Musi Rawas (Antara Bengkulu) - Aksi demo menuntut pemekaran Kabupaten Musi
Rawas Utara di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera
Selatan berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga Senin (29/4) malam yang
berakhir bentrokan, mengakibatkan empat warga tewas.
Menurut keterangan sejumlah warga di lokasi kejadian, Selasa, aksi demo warga di Kelurahan Rupit Kecamatan Rupit itu dilakukan ratusan warga dengan cara memblokir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) menggunakan portal sambil membakar ban bekas.
Aksi ini mengakibatkan Jalinsum mengalami lumpuh total lebih dari 12 jam, dan berakhir ricuh setelah petugas kepolisian dari Polres Musi Rawas dibantu petugas Brimob Kompi Petanang Lubuklinggau berupaya membubarkan aksi demo tersebut.
"Sekitar pukul 21.30 WIB Senin malam terjadi bentrokan antara warga warga dengan petugas yang berupaya membubarkan aksi demo. Ada empat orang yang meninggal dunia yang tertembak senjata petugas saat terjadi bentrokan," kata M Lubis, warga Kecamatan Rupit.
Selain mengakibatkan empat warga tewas, kejadian ini juga mengakibatkan puluhan warga lainnya mengalami luka tembak sehingga harus menjalani perawatan di RS Rupit dan RS dr Sobirin Lubuklinggau.
Warga setempat, kata dia, kemudian menjadi emosional dan marah setelah mendengar adanya warga yang tewas tertembak petugas.
Mereka lalu melakukan aksi pembakaran kantor Polsek Rupit dan Polsek Karang Jaya yang berada di pinggir Jalinsum.
Camat Rupit Firdaus, saat dihubungi membenarkan adanya warga yang tewas tertembak dalam aksi demo menuntut pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) itu.
Saat ini suasana di Jalinsum di sana masih mencekam, karena warga masih banyak yang berkumpul di jalanan. (ANTARA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Menurut keterangan sejumlah warga di lokasi kejadian, Selasa, aksi demo warga di Kelurahan Rupit Kecamatan Rupit itu dilakukan ratusan warga dengan cara memblokir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) menggunakan portal sambil membakar ban bekas.
Aksi ini mengakibatkan Jalinsum mengalami lumpuh total lebih dari 12 jam, dan berakhir ricuh setelah petugas kepolisian dari Polres Musi Rawas dibantu petugas Brimob Kompi Petanang Lubuklinggau berupaya membubarkan aksi demo tersebut.
"Sekitar pukul 21.30 WIB Senin malam terjadi bentrokan antara warga warga dengan petugas yang berupaya membubarkan aksi demo. Ada empat orang yang meninggal dunia yang tertembak senjata petugas saat terjadi bentrokan," kata M Lubis, warga Kecamatan Rupit.
Selain mengakibatkan empat warga tewas, kejadian ini juga mengakibatkan puluhan warga lainnya mengalami luka tembak sehingga harus menjalani perawatan di RS Rupit dan RS dr Sobirin Lubuklinggau.
Warga setempat, kata dia, kemudian menjadi emosional dan marah setelah mendengar adanya warga yang tewas tertembak petugas.
Mereka lalu melakukan aksi pembakaran kantor Polsek Rupit dan Polsek Karang Jaya yang berada di pinggir Jalinsum.
Camat Rupit Firdaus, saat dihubungi membenarkan adanya warga yang tewas tertembak dalam aksi demo menuntut pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) itu.
Saat ini suasana di Jalinsum di sana masih mencekam, karena warga masih banyak yang berkumpul di jalanan. (ANTARA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013