Musi Rawas (ANTARA Bengkulu) - Pihak TNI Kodim 0406 Musi Rawas, Sumsel saat ini masih melakukan mediasi dengan warga yang menuntut pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara di Kecamatan Rupit, guna membuka pemblokiran Jalan Lintas Sumatera di daerah itu.

"Kapasitas TNI saat ini sebagai tim mediasi antara masyarakat Muratara dan pihak pemerintahan dan Polri, untuk mencari jalan ke luarnya sehingga pemblokiran Jalan Lintas Sumatera dapat diakhiri," kata Komandan Kodim 0406 Musi Rawas - Lubuklinggau, Letkol CZI Widyo Hartanto, di hadapan masyarakat Kecamatan Rupit, Selasa.

Selain bertindak sebagai mediator, pihak TNI kata dia, diturunkan untuk memberikan pelayanan keamanan kepada masyarakat setempat dan pihak keluarga yang luka-luka dan meninggal dunia. Saat ini anggota TNI yang diturunkan dari Provinsi Jambi sebanyak 1 SSK, yang menjaga kantor Polsek Rawas Ulu dan 2 SSK di tempat di Polsek Karang Jaya dan sekitarnya, anggota TNI ini mem-back-up petugas kepolisian dalam pengamanan pascakerusuhan di daerah itu.

Dalam mediasi TNI antara Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan pihak Polda Sumsel di rumah dinas Bupati Musi Rawas di Lubuklinggau, kata Dandim Widyo, pihak Pemprov Sumsel sudah mengusulkan pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) dari Kabupaten Musi Rawas, berkasnya sudah di Dirjend Otda Depdagri.

Sedangkan untuk penembakan warga pihak Polda Sumsel tambah dia, belum memberikan keterangan apa-apa, namun semua petugas yang terlibat bentrokan malam itu sudah diperiksa di Polres Musi Rawas termasuk sejumlah saksi lainnya yang mengetahui kejadiannya.

Sementara itu anggota DPRD Musi Rawas daerah pemilihan asal Kecamatan Rupit, M Ruslan, menyayangkan adanya kasus penembakan masyarakat daerah itu, karena penanganannya dilakukan secara tidak manusiawi yang menewaskan empat warga dan 13 lainnya mengalami luka tembak satu diantaranya dalam kondisi kritis atas nama Kaisar (19) dengan luka tembak dibagian dada dan pelurunya bersarang didekat jantung sehingga harus dirujuk ke RS dr M Husin Palembang.

"Kasus penembakan ini harus diusut tuntas dan pelakunya diadili, karena mereka melakukan penembakan dengan peluru tajam sedangkan mereka bukan pelaku tindak kejahatan, kasus ini juga akan kami bawa ke Komnas HAM," katanya.

Sebelumnya aksi demo menuntut pemekaran Muratara dilakukan ratusan warga dari tujuh kecamatan di Kabupaten Musi Rawas bagian utara, terhitung Senin (29/4) mulai pukul 10.30 WIB, hingga Selasa sore (30/4) masih melakukan pemblokiran Jalinsum dengan memortal jalan dengan besi yang sudah dilas di jembatan di KM72 dekat SPBU Kelurahan Rupit serta di pangkal jembatan Rupit. Akibatnya arus lalulintas dari Jambi dan kota lainnya di Sumatera menuju Jawa atau sebaliknya lumpuh total.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013