Ratusan pemuda yang bergabung dalam Gerakan Bengkulu Berdaulat menyampaikan panggung kepemudaan peringati hari Sumpah Pemuda ke-92 tahun di Simpang Lima Kota Bengkulu, Rabu malam. 

Pada panggung kepemudaan ini, gabungan mahasiswa, komunitas seni, dan NGO menggelar orasi dan unjuk rasa, pentas seni hingga teaterikal sebagai bentuk refleksi Sumpah Pemuda.

Orator Aksi, Ricki Pratama Putra mengatakan gerakan pemuda dalam mengaspirasikan suara masyarakat saat ini pada kondisi yang tak adil. Pemerintah dinilai telah membungkam suara rakyat di mana keadilan, menurutnya hanya berkaca pada kekuatan kekuasaan.

"Intervensi pemerintah terhadap demokrasi seakan menyulut semangat pemuda. Tapi, jangan sebatas itu, kita terus kawal kebijakan pemerintah agar tidak terus dilema dengan aturannya sendiri. Pembatasan pemerintah atas gerakan mahasiswa harus dilawan," kata Ricki.

Pada refleksi tersebut, para pemuda menyerukan perlawanan terhadap disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law dan sejumlah aturan eksploitasi sumber daya dan situs dunia yang terjadi di Pulau Komodo. 
 
Mimbar pemuda Bengkulu, serukan tolak Omnibus Law. (Foto Antarabengkulu.com/Bisri Mustofa)

"Cabut Omnibus Law, hentikan eksploitasi berdalih investasi," Kat Ricki.

Menurut Ricki, politik kepentingan turut memperparah keadaan negeri ini. Menurut mereka karpet merah yang diberikan bagi pengusaha hanya akan membuat buruh di negeri ini tersisihkan.

"Apabila kami melihat dan menerima keputusan semena-mena dari pemerintah, artinya kami sudah mati," kata Ricki.

Panggung kepemudaan digelar seunik mungkin dengan menampilkan pertunjukan kolosal, yang menyampaikan pesan membakar gelora jiwa muda, untuk melakukan hal-hal positif dan perlawanan terhadap penindasan.

"Jangan pernah surut melawan penindasan atas kebijakan pemangku kepentingan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengawal bangsa ini," kata Ricki.

Di lokasi berbeda, sejumlah mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bengkulu turut menggelar renungan malam panggung ikatan di pelataran kampus sembari bermonolog dan menggemakan refleksi Sumpah Pemuda.

Terlihat, massa membawa berbagai macam atribut kemudian diminta oleh orator berbaris dengan rapi dan menjaga jarak.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020