Dampak pandemi COVID-19 terhadap kegiatan perekonomian pada triwulan III tahun 2020 mengakibatkan ekonomi Provinsi Bengkulu kembali tumbuh minus 0,09 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Win Rizal menyebutkan Perekonomian Provinsi Bengkulu triwulan III-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp18,60 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 11,64 triliun. 

"Ekonomi Bengkulu turun 0,09 persen kali kedua di mana sebelumnya jauh tumbuh minus 0,48 persen," kata Win, Kamis.

Kontraksi pertumbuhan, kata Win dipengaruhi dari sisi produksi, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor kontraksinya sampai 5,14 persen. 

"Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 4,88 persen," ujarnya.

Dari sisi produksi, Win menyebutkan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 16,42 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 8,98 persen.

"Struktur perekonomian Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 28,00 persen," kata Win.

Atas pertumbuhan ekonomi Bengkulu yang minus, Provinsi Bengkulu merupakan provinsi dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi terkecil di Sumatera yakni sebesar 0,09 persen. 

"Sedangkan, provinsi dengan kontraksi terbesar di Pulau Sumatera adalah Kepulauan Riau sebesar 5,81 persen," kata Win.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020