Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Peremajaan tanaman aren di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, beberapa tahun terakhir lamban sehingga perluasan areal tanaman aren daerah itu tidak bertambah.

Petani menanam aren hanya untuk pembatas tanah garapan saja, bukan meremajakan tanaman tua dan memperluas areal kebun, kata Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Rejang Lebong, Anom Chan, Jumat.

Padahal tanaman aren salah satu komoditas unggulan di daerah itu karena sudah dikenal hingga ke beberapa provinsi tetangga, namun minat petani untuk mengembangkan tanaman tersebut berkurang.

Para petani terlena dengan komoditas unggulan baru seperti menanam berbagai jenis sayuran dan komoditas tanaman pala, sedangkan pohon aren yang ada di wilayah itu tercatat sekitar 8.000 hektare.

Produksi gula aren di Rejang Lebong sebelumnya rata-rata sepuluh ton per hari, namun belakangan turun menjadi tujuh ton per hari, sedangkan permintaan makin meningkat.

Ke depan pihaknya akan memberikan bibit aren unggul kepada petani, terutama mengganti tanaman tua dan perluasan areal tanaman baru, sehingga produksi gula aren bisa ditingkatkan, ujarnya.

Produksi gula aren daerah itu sampai saat ini disuplai ke tiga provinsi tetangga yakni Lampung, Sumsel dan sumatera Barat (Sumbar), untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri kecap di wilayah itu.

Suplai gula aren Bengkulu itu rata-rata enam ton, sedangkan produksi rata-rata tujuh ton per hari, dengan adanya suplai gula aren secara rutin itu, akan berdampak pada kenaikan harga pada tinkat produksi petani di wilayah itu.

Seperti sekarang ini harga pada tingkat petani naik menjadi Rp13.000 per kilogram kg dari sebelumnya Rp10.500 per kilogram, sedangkan produksi belum ada peningkatan.

Gula aren Rejang Lebong itu tidak hanya dipesan dari tiga provinsi tetangga itu, tapi sudah ada pesanan dari salah satu industri dari pulau Jawa karena mutunya sangat baik.

Produk unggulan Rejang Lebong itu tidak hanya menjadi bahan baku industri kecap, tapi juga dibuat bumbu makanan khas Palembang, yakni kuah empek-empek dan konsumsi rumah tangga lainnya.

Gula aren yang dihasilkan petani itu akan ditingkatkan menjadi gula semut, dengan dilengkapi dengan kemasan khusus, sehingga menarik konsumen untuk membeli dan mencicipinya, ujarnya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013