Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Ketahun Bengkulu merehabilitasi 2.000 hektare daerah tangkapan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengkulu dan Lemau .
"Rehabilitasi DAS Bengkulu dan Lemau sangat mendesak karena kondisi daerah tangkapan airnya sudah terganggu," kata Kepala BPDASHL Ketahun, Irpana Nur di Bengkulu, Selasa.
Saat kegiatan penghijauan bersama Forum DAS Bengkulu dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2020 di calon sekolah lapang Konservasi Lahan dan Air - Nusantara di Kota Bengkulu, Irpana mengatakan rehabilitasi merupakan langkah penting untuk mengembalikan fungsi hutan.
Ia mengatakan DAS Bengkulu dan DAS Lemau merupakan dua bentang alam yang perlu mendapat perhatian khusus pasca-banjir parah melanda Kota Bengkulu yang terjadi pada 2019.
"Kita ingin membangkitkan semangat, komitmen dan budaya menanam serta memelihara pohon oleh seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Bengkulu untuk memperbaiki lingkungan hidup dan kelestarian DAS," katanya.
Ia menambahkan bahwa pohon memiliki nilai lingkungan dan konservasi seperti dapat menyerap emisi karbon dan melepas oksigen ke udara sehingga lingkungan setempat akan terasa lebih segar.
Kemudian pohon juga dapat mengendalikan tata air tanah sehingga dapat mengurangi potensi banjir di waktu hujan dan kekeringan di musim kemarau.
"Oleh karena itu kita dorong untuk menjadi bagian dari proses rehabilitasi daerah aliran sungai," ujarnya.
Selain itu pihaknya juga menyediakan pembibitan melalui persemaian permanen yang ada di Taman Hutan Raya Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur kurang lebih 1.400.000 bibit untuk tahun ini dan 2021.
"Ekosistem hutan dan lahan yang baik dari hasil gerakan penanaman pohon akan berperan sebagai pengatur tata air yang menjamin kuantitas, kualitas dan kontinyuitas aliran sungai sebagai sumber air untuk lahan pertanian atau air minum bagi masyarakat luas," kata Irpana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Rehabilitasi DAS Bengkulu dan Lemau sangat mendesak karena kondisi daerah tangkapan airnya sudah terganggu," kata Kepala BPDASHL Ketahun, Irpana Nur di Bengkulu, Selasa.
Saat kegiatan penghijauan bersama Forum DAS Bengkulu dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2020 di calon sekolah lapang Konservasi Lahan dan Air - Nusantara di Kota Bengkulu, Irpana mengatakan rehabilitasi merupakan langkah penting untuk mengembalikan fungsi hutan.
Ia mengatakan DAS Bengkulu dan DAS Lemau merupakan dua bentang alam yang perlu mendapat perhatian khusus pasca-banjir parah melanda Kota Bengkulu yang terjadi pada 2019.
"Kita ingin membangkitkan semangat, komitmen dan budaya menanam serta memelihara pohon oleh seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Bengkulu untuk memperbaiki lingkungan hidup dan kelestarian DAS," katanya.
Ia menambahkan bahwa pohon memiliki nilai lingkungan dan konservasi seperti dapat menyerap emisi karbon dan melepas oksigen ke udara sehingga lingkungan setempat akan terasa lebih segar.
Kemudian pohon juga dapat mengendalikan tata air tanah sehingga dapat mengurangi potensi banjir di waktu hujan dan kekeringan di musim kemarau.
"Oleh karena itu kita dorong untuk menjadi bagian dari proses rehabilitasi daerah aliran sungai," ujarnya.
Selain itu pihaknya juga menyediakan pembibitan melalui persemaian permanen yang ada di Taman Hutan Raya Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur kurang lebih 1.400.000 bibit untuk tahun ini dan 2021.
"Ekosistem hutan dan lahan yang baik dari hasil gerakan penanaman pohon akan berperan sebagai pengatur tata air yang menjamin kuantitas, kualitas dan kontinyuitas aliran sungai sebagai sumber air untuk lahan pertanian atau air minum bagi masyarakat luas," kata Irpana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020