Bengkulu (Antara Bengkulu) - Truk angkutan batu bara di Bengkulu hingga saat ini masih menggunakan bahan bakar bersubsidi dengan mengisi solar subsidi di beberapa satuan pengisian bahan bakar umum daerah itu.
Para sopir truk itu mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi di salah satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Bengkulu, rata-rata di atas jam 22.00 wib, kata seorang warga disekitar SPBU, Usman, Senin.
Ia mengatakan, truk angkutan batu bara itu tidak berani mengisin BBM subsidi pada siang hari, namun mereka mengisi malam hari saat kendaraan umum sepi.
Namun peraktek itu tidak sesuai perjanjian antara perusahaan batu bara dengan pemerintah daerah setempat bahwa kendaraan pertambangan dan perkebunan mengisi BBM nonsubsidi.
"Kami selaku sopir juga angkutan batu bara hingga saat ini mentaati aturan pemerintah, namun bagi sopir yang melanggar ketentuan itu hingga saat ini tidak ditindak," katanya.
Sebaliknya pemilik SPBU tersebut tetap melayani pengisian terhadap truk batu bara tersebut meskiun tengah membawa muatan batu bara, sedangkan SPBU yang ditunjuk untuk melayani pengisinan BBM non subsidi setiap malam sepi pengunjung.
"Kami mengharapkan kepada aparat berwenang dan petugas SPBU BBM subsidi untuk tidak melayani pengisian truk angkutan batu bara tersebut," ujarnya.
Ketua Angkutan Perusahaan Batu bara Sayfaran Junaidi mengatakan, pihaknya akan memantau ke lapangan terkait masih adanya sopir nakal tetap mengisi BBM subsidi, terutama pada malam hari.
"Kami sudah menerapkan instruksi pemerintah akan larangan pengisinan BBM subsidi bagi kendaraan perusahaan batu bara, namun tetap saja ada sopir yang kurang disiplin," ujarnya.
Manajer Pemasaran PT Pertamina Bengkulu Misbah Bachori mengatakan, pihaknya mengimbau kepada pemilik SPBU yang melayani pengisinan BBM subsidi untuk menindak pegawainya yang melanggar ketentuan yaitu masih melayani pengisian truk batu bara.
Tidak hanya itu, tapi karyawan yang melayani pengisian jerigen juga harus ditindak karena akhir-akhir ini masih banyak masukan dari masyarakat bahwa karyawan beberapa SPBU melayani pengisian jerigen, ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Para sopir truk itu mengisi bahan bakar minyak (BBM) subsidi di salah satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Bengkulu, rata-rata di atas jam 22.00 wib, kata seorang warga disekitar SPBU, Usman, Senin.
Ia mengatakan, truk angkutan batu bara itu tidak berani mengisin BBM subsidi pada siang hari, namun mereka mengisi malam hari saat kendaraan umum sepi.
Namun peraktek itu tidak sesuai perjanjian antara perusahaan batu bara dengan pemerintah daerah setempat bahwa kendaraan pertambangan dan perkebunan mengisi BBM nonsubsidi.
"Kami selaku sopir juga angkutan batu bara hingga saat ini mentaati aturan pemerintah, namun bagi sopir yang melanggar ketentuan itu hingga saat ini tidak ditindak," katanya.
Sebaliknya pemilik SPBU tersebut tetap melayani pengisian terhadap truk batu bara tersebut meskiun tengah membawa muatan batu bara, sedangkan SPBU yang ditunjuk untuk melayani pengisinan BBM non subsidi setiap malam sepi pengunjung.
"Kami mengharapkan kepada aparat berwenang dan petugas SPBU BBM subsidi untuk tidak melayani pengisian truk angkutan batu bara tersebut," ujarnya.
Ketua Angkutan Perusahaan Batu bara Sayfaran Junaidi mengatakan, pihaknya akan memantau ke lapangan terkait masih adanya sopir nakal tetap mengisi BBM subsidi, terutama pada malam hari.
"Kami sudah menerapkan instruksi pemerintah akan larangan pengisinan BBM subsidi bagi kendaraan perusahaan batu bara, namun tetap saja ada sopir yang kurang disiplin," ujarnya.
Manajer Pemasaran PT Pertamina Bengkulu Misbah Bachori mengatakan, pihaknya mengimbau kepada pemilik SPBU yang melayani pengisinan BBM subsidi untuk menindak pegawainya yang melanggar ketentuan yaitu masih melayani pengisian truk batu bara.
Tidak hanya itu, tapi karyawan yang melayani pengisian jerigen juga harus ditindak karena akhir-akhir ini masih banyak masukan dari masyarakat bahwa karyawan beberapa SPBU melayani pengisian jerigen, ujarnya.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013